Proses pembolangan melibatkan tiga kelompok tenaga profesional, masing-masing beranggotakan 5 orang. Penyembelihan dimulai pagi dan tuntas sekitar pukul 14.00 WIB.
Demi menghindari antrean dan potensi keributan, distribusi dilakukan melalui sistem pengajuan resmi. Surat masuk dari berbagai pihak, mulai dari masjid, lembaga keagamaan, hingga panti asuhan. Setiap kecamatan memiliki titik distribusi tersendiri, termasuk lingkungan RT di sekitar Masjid Agung.
”Alhamdulillah, tiap tahun peminat terus bertambah. Kami pastikan distribusi merata dan adil,” tambahnya.
Ia menyatakan, ke depan penggunaan kemasan untuk pembungkusan daging sapi akan lebih ramah lingkungan.
”Insya Allah tahun depan kami upayakan pakai besek bambu,” pungkasnya.
Murianews, Kudus – Masjid Agung Kudus, Jawa Tengah, menyembelih hewan kurban pada Minggu (8/6/2025) hari ini. Ada sebanyak sembilan ekor kerbau dan kambing yang disembelih pada kesempatan tersebut.
Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Kudus, Noor Badi menjelaskan, proses penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada 12 Zulhijah 1446H bertepatan Minggu (8/6/2025) dan berlangsung lancar.
”Kami menyembelih total 18 hewan kurban, terdiri dari 9 ekor kerbau dan 9 ekor kambing,” ujar Noor Badi, Minggu (8/6/2025).
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah kurban tahun ini meningkat. Adapun hewan kurban berasal dari berbagai pihak.
”Hewan kurban berasal dari Bupati dan Wakil Bupati Kudus secara pribadi, Pemkab Kudus, PT Sukun, dan dari masyarakat umum,” lanjutnya.
Dari hewan kurban tersebut, diperkirakan ada sekitar 3.800 bungkus daging kurban yang bisa didistribusikan ke masyarakat Kudus. Daging kurban dikemas menggunakan daun jati dengan berat rata-rata 0,25 kg per bungkus.
”Ada juga paket khusus seberat 1,5 kg untuk para mudhohi (pekurban),” jelasnya.
Tenaga profesional...
Proses pembolangan melibatkan tiga kelompok tenaga profesional, masing-masing beranggotakan 5 orang. Penyembelihan dimulai pagi dan tuntas sekitar pukul 14.00 WIB.
Demi menghindari antrean dan potensi keributan, distribusi dilakukan melalui sistem pengajuan resmi. Surat masuk dari berbagai pihak, mulai dari masjid, lembaga keagamaan, hingga panti asuhan. Setiap kecamatan memiliki titik distribusi tersendiri, termasuk lingkungan RT di sekitar Masjid Agung.
”Alhamdulillah, tiap tahun peminat terus bertambah. Kami pastikan distribusi merata dan adil,” tambahnya.
Ia menyatakan, ke depan penggunaan kemasan untuk pembungkusan daging sapi akan lebih ramah lingkungan.
”Insya Allah tahun depan kami upayakan pakai besek bambu,” pungkasnya.
Editor: Anggara Jiwandhana