Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Kudus berada di angka 2,78 persen. Angka tersebut berbanding cukup jauh dibanding pertumbuhan ekonomi kabupaten tetangga dan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai rata-rata 5 persen.
Kepala Bapedda Kudus Sulistyowati mengatakan, pemerintah daerah langsung merespon fenomena melambatnya pertumbuhan ekonomi Kudus ini. Pihaknya kini telah melakukan identifikasi hingga mengklasterkan masalah agar segera mendapat solusinya.
”Kita inventarisir masalah, klasterkan dan identifikasi. Masalah yang muncul di Kudus memang pertumbuhan ekonomi. Target pemerintah pusat 8 persen itu cukup sulit,” katanya Selasa (17/6/2025).
Yang pertama, di Kabupaten Kudus sektor terbesar dalam pertumbuhan perekonomian adalah pengolahan hasil tembakau. Sektor ini mendominasi sebesar 75 persen di Kabupaten Kudus, sisanya diisi sektor pertanian, dan industri lainnnya.
Di sisi lain, kebijakan yang berkaitan dengan sektor tersebut kian menyulitkan industri bergerak. Baik dalam segi cukai maupun proses ekspor-impor.
”Kebijakan itu sebagian besar diatur oleh pusat, dan semakin sulit. Ini menjadi kendala pertumbuhan ekonomi di Kudus,” ujarnya.
Murianews, Kudus – Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah saat ini cenderung melambat dan rendah dibandingkan kabupaten tetangga lainnya.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Kudus berada di angka 2,78 persen. Angka tersebut berbanding cukup jauh dibanding pertumbuhan ekonomi kabupaten tetangga dan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai rata-rata 5 persen.
Kepala Bapedda Kudus Sulistyowati mengatakan, pemerintah daerah langsung merespon fenomena melambatnya pertumbuhan ekonomi Kudus ini. Pihaknya kini telah melakukan identifikasi hingga mengklasterkan masalah agar segera mendapat solusinya.
”Kita inventarisir masalah, klasterkan dan identifikasi. Masalah yang muncul di Kudus memang pertumbuhan ekonomi. Target pemerintah pusat 8 persen itu cukup sulit,” katanya Selasa (17/6/2025).
Dari hasil inventarisir masalah tersebut kemudian didapati faktor melambatnya pertumbuhan ekonomi Kudus adalah karena sejumlah hal.
Yang pertama, di Kabupaten Kudus sektor terbesar dalam pertumbuhan perekonomian adalah pengolahan hasil tembakau. Sektor ini mendominasi sebesar 75 persen di Kabupaten Kudus, sisanya diisi sektor pertanian, dan industri lainnnya.
Di sisi lain, kebijakan yang berkaitan dengan sektor tersebut kian menyulitkan industri bergerak. Baik dalam segi cukai maupun proses ekspor-impor.
”Kebijakan itu sebagian besar diatur oleh pusat, dan semakin sulit. Ini menjadi kendala pertumbuhan ekonomi di Kudus,” ujarnya.
Investasi minim...
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Kudus terhambat oleh investasi baru yang semakin minim. Kudus menjadi daerah yang paling kecil karena hanya memiliki wilayah 445 kilometer persegi.
Investasi baru tentu harus memperhatikan ketersediaan lahan yang bisa dimanfaatkan. Tidak hanya itu, invesatasi baru juga tidak bisa mengganggu lahan pertanian yang sudah ada.
”Kita paling kecil karena luas wilayah juga kecil. Orang mau investasi terkendala lahan mana yang tidak mengganggu pertanian, beberapa tidak jadi. Bahkan investor lama juga banyak yang tidak bertahan,” ungkapnya.
Dengan demikian, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sesaui target pemerintah pusat sangatlah susah. Akan tetapi, pihaknya akan terus berjuang membuat skema agar pertumbuhan ekonomi di Kudus paling tidak meningkat secara baik.
Editor: Anggara Jiwandhana