Pada momentum ini, selain meresmikan kitchen set baru, sekolah juga meluncurkan minimal 63 buku karya siswa dan guru, meliputi cerpen, reportase, dan antologi puisi. Buku-buku tersebut nantinya akan diletakkan di perpustakaan sekolah maupun daerah agar bisa dibaca oleh banyak pihak.
”Kegiatan menulis ini kami mulai tiga tahun lalu. Saya memberi contoh kepada guru untuk menulis, lalu mengajak siswa. Harapannya, karya ini bisa dibaca dan menginspirasi banyak anak,” katanya.
Murianews, Kudus – SMP 1 Gebog Kudus, Jawa Tengah memanfaatkan momentum puncak HUT ke-63 untuk mewujudkan sejumlah program inovatif, salah satunya peresmian kitchen set yang digagas sejak tiga tahun lalu serta penerbitan 63 buku.
Kepala SMP 1 Gebog, Endang Siwi Ekoati menjelaskan, pembangunan fasilitas tersebut dilakukan bertahap.
”Tahap pertama sudah terwujud, meski masih ada beberapa peralatan yang belum datang. Kegiatan tata boga sudah berjalan sangat memadai,” ujarnya saat acara puncak, Sabtu (9/8/2025).
Ekstrakurikuler tata boga sendiri telah berjalan sejak tiga tahun lalu dan selalu diminati siswa. Peserta dibatasi 30 orang, khusus untuk kelas IX karena penggunaan kompor dinilai membutuhkan keterampilan lebih.
Produk yang dihasilkan beragam, termasuk makanan kekinian yang tengah viral.
”Tujuannya membekali siswa keterampilan memasak agar kelak mereka tidak bingung mencari pekerjaan,” imbuhnya.
Saat ini fasilitas kitchen set sekolah dilengkapi enam tungku, termasuk satu tungku besar untuk Chinese food, oven, kompor instruktur, meja kerja, dan perlengkapan pendukung lainnya.
Peresmian kitchen set ini menjadi salah satu tekad SMP 1 Gebog untuk terus memberikan dampak positif sesuai dengan simbol kupu-kupu dalam HUT ke-63 ini. Menurutnya, kupu-kupu merupakan bentuk metamorfosis untuk menjadi lebih baik.
Metamorfosis...
”Mengusung tema metamorfosis kupu-kupu, HUT kali ini menjadi simbol perubahan. Semoga nanti ada banyak kegiatan positif lain dan pertumbuhan karakter siswa,” ungkapnya.
Pada momentum ini, selain meresmikan kitchen set baru, sekolah juga meluncurkan minimal 63 buku karya siswa dan guru, meliputi cerpen, reportase, dan antologi puisi. Buku-buku tersebut nantinya akan diletakkan di perpustakaan sekolah maupun daerah agar bisa dibaca oleh banyak pihak.
”Kegiatan menulis ini kami mulai tiga tahun lalu. Saya memberi contoh kepada guru untuk menulis, lalu mengajak siswa. Harapannya, karya ini bisa dibaca dan menginspirasi banyak anak,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi
