Kamis, 20 November 2025

Menurutnya, novel ini tidak hanya menyuguhkan kisah peperangan melawan pasukan Mongol, tetapi juga menghadirkan refleksi tentang persatuan sebagai kunci bertahan hidup bangsa.

”Cerita dirangkai dengan gaya bahasa penuh makna, menggabungkan unsur sastra, sejarah, dan pesan kebangsaan. Relevansinya masih kuat hingga saat ini, terutama dalam konteks geopolitik,” ujar Imam.

Ia menambahkan, buku ini juga menggambarkan pentingnya kearifan lokal dibanding sekadar bergantung pada pengetahuan asing.

Selain itu, pesan tentang pemimpin yang dekat dengan rakyat menjadi pengingat bahwa kekuatan bangsa terletak pada kebersamaan dan kesadaran sejarahnya.

Melalui forum bedah buku ini, para peserta diajak memahami kembali bahwa Nusantara sejak dahulu menjadi wilayah strategis dunia, sehingga penting untuk menjaga kedaulatan dan identitas bangsa di tengah tantangan global saat ini.

Editor: Anggara Jiwandhana

Komentar

Berita Terkini