Arin menambahkan, inovasi ini bukan sekadar digitalisasi, tetapi juga bagian dari upaya membangun sistem kesehatan hewan yang berkelanjutan.
”Dengan rekam medis terintegrasi, kami bisa mendeteksi lebih awal jika ada potensi penyakit menular. Ini akan sangat membantu peternak menjaga populasi ternaknya, sekaligus bermanfaat bagi pecinta hewan peliharaan,” imbuhnya.
Melalui Larasati, Dispertan Kudus optimistis kualitas layanan kesehatan hewan akan meningkat. Selain memudahkan masyarakat, digitalisasi rekam medis juga menjadi pijakan penting dalam memperkuat ketahanan pangan daerah yang bergantung pada sektor peternakan.
Murianews, Kudus – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus resmi meluncurkan layanan kesehatan hewan melalui aplikasi Larasati, Selasa (26/8/2025).
Larasati yang merupakan akronim dari Layanan Registrasi dan Rekam Medis Terintegrasi diharapkan bisa menghadirkan sistem pencatatan kesehatan hewan yang lebih rapi, cepat, dan terintegrasi.
Dengan begitu, peternak ataupun pembeli hewan bisa dengan memudah mengecek rekam medis via online. Apalagi, selama ini rekam medis di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) masih bersifat manual.
Kabid Peternakan Dispertan Kudus, Arin Nikmah mengatakan, sistem manual sering memicu terjadinya mis komunikasi, terutama ketika satu hewan pernah ditangani oleh dokter berbeda.
”Jika ada kasus penyakit cukup tinggi, bisa berpotensi terlambat penanganan bahkan kematian hewan. Dengan Larasati, rekam medis akan tercatat otomatis dan bisa langsung diakses oleh dokter hewan lain,” jelasnya.
Melalui Larasati, data kesehatan hewan tidak hanya lebih rapi, tetapi juga mendukung penanganan yang lebih cepat. Saat ada pendaftaran, sistem langsung mencatat dan menghubungkan riwayat kesehatan hewan.
Dengan begitu, dokter bisa segera mengetahui kondisi sebelumnya dan memberikan tindakan yang lebih tepat.
Cara penggunaannya pun sederhana, pemilik hewan cukup membuka laman https://dispertan.kuduskab.go.id. Kemudian masuk ke menu Larasati, lalu melakukan pendaftaran. Semua layanan kesehatan umum melalui aplikasi ini diberikan secara gratis.
Tak Sekedar Aplikasi...
Arin menambahkan, inovasi ini bukan sekadar digitalisasi, tetapi juga bagian dari upaya membangun sistem kesehatan hewan yang berkelanjutan.
”Dengan rekam medis terintegrasi, kami bisa mendeteksi lebih awal jika ada potensi penyakit menular. Ini akan sangat membantu peternak menjaga populasi ternaknya, sekaligus bermanfaat bagi pecinta hewan peliharaan,” imbuhnya.
Melalui Larasati, Dispertan Kudus optimistis kualitas layanan kesehatan hewan akan meningkat. Selain memudahkan masyarakat, digitalisasi rekam medis juga menjadi pijakan penting dalam memperkuat ketahanan pangan daerah yang bergantung pada sektor peternakan.
Editor: Supriyadi