Salah seorang PKL Balai Jagong Kudus, Sheren mengaku mendapatkan uang palsu saat berjualan di Balai Jagong, Minggu (18/10/2025) lalu. Sewaktu itu, stan berjualan di jaga oleh karyawannya.
”Iya benar aksi dilakukan saat ramai pembeli, jadi mereka mencari celah. Kata karyawanku, pelaku membeli dengan buru-buru lalu meminta uang kembalian. Mereka membeli dengan uang pecahan Rp 100 ribu palsu lalu meminta kembalian,” ungkapnya, Senin (20/10/2025).
Ia mengungkapkan, peristiwa itu tak hanya menimpanya. Beberapa PKL Balai Jagong lainnya juga mengalami hal serupa.
Itu ia ketahui saat menceritakan peristiwa itu pada pedagang lainnya yang ternyata juga menjadi korban peredaran uang palsu.
Ia menduga pelaku melancarkan aksi di berberapa titik dan diyakini merupakan orang yang sama dengan modusnya yang berbeda. Pelakunya juga diduda orang asing yang jarang dijumpai.
”Kalau dari cerita sama pedagang lain orangnya 90 persen sama hanya aksinya berbeda. Saat ditempatku membelinya pagi, di tempat lain itu siang, ada bapak-bapak sama ibu-ibu, memang mereka boncengan. Tapi karena saat itu kondisi ramai jadi tidak terlalu memperhatikan pelakunya,” tegasnya.
Murianews, Kudus – Pedagang Kaki Lima (PKL) Balai Jagong Kudus digegerkan dengan maraknya peredaran uang palsu dalam beberapa waktu ini.
Salah seorang PKL Balai Jagong Kudus, Sheren mengaku mendapatkan uang palsu saat berjualan di Balai Jagong, Minggu (18/10/2025) lalu. Sewaktu itu, stan berjualan di jaga oleh karyawannya.
”Iya benar aksi dilakukan saat ramai pembeli, jadi mereka mencari celah. Kata karyawanku, pelaku membeli dengan buru-buru lalu meminta uang kembalian. Mereka membeli dengan uang pecahan Rp 100 ribu palsu lalu meminta kembalian,” ungkapnya, Senin (20/10/2025).
Ia mengungkapkan, peristiwa itu tak hanya menimpanya. Beberapa PKL Balai Jagong lainnya juga mengalami hal serupa.
Itu ia ketahui saat menceritakan peristiwa itu pada pedagang lainnya yang ternyata juga menjadi korban peredaran uang palsu.
Ia menduga pelaku melancarkan aksi di berberapa titik dan diyakini merupakan orang yang sama dengan modusnya yang berbeda. Pelakunya juga diduda orang asing yang jarang dijumpai.
”Kalau dari cerita sama pedagang lain orangnya 90 persen sama hanya aksinya berbeda. Saat ditempatku membelinya pagi, di tempat lain itu siang, ada bapak-bapak sama ibu-ibu, memang mereka boncengan. Tapi karena saat itu kondisi ramai jadi tidak terlalu memperhatikan pelakunya,” tegasnya.
Belum Ada Laporan...
Tentu saja, ia merasa dirugikan atas peredaran uang palsu di lokasi berjualannya. Ia berharap para pelaku peredaran uang palsu bisa diamankan agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Saat dikonfirmasi, Kasatreskrim Polres Kudus, AKP Danail Arifin mengatakan, belum menerima laporan resmi dari para PKL Balai Jagong yang menjadi korban uang palsu. Saat ini pihaknya masih melakukan monitoring atas kasus tersebut.
”Belum ada korban yang laporan, kami akan melakukan monitoring terkait benar atau tidaknya kasus ini,” tegasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi