Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini menjadi bagian penting dalam kemajuan dunia pendidikan dan pengelolaan perpustakaan.

Melalui penerapan yang tepat, AI diyakini mampu memperkuat budaya literasi dan meningkatkan efisiensi layanan, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Isu tersebut menjadi sorotan dalam Seminar Nasional Perpustakaan yang digelar Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu (29/10/2025).

Kegiatan bertema Integrasi Artificial Intelligence dalam Ekosistem Perpustakaan dan Pendidikan ini diikuti sekitar 100 peserta. Rerdiri dari pustakawan perguruan tinggi, sekolah dasar, dan menengah.

Pustakawan Poltekkes Kemenkes Semarang Erwan Setyo Budi mengatakan, kecerdasan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk. Yakni, Kecerdasan Kalam (Tuhan), Kecerdasan Alamiah (Manusia), dan Kecerdasan Buatan (Mesin).

Menurutnya, kehadiran AI bukan untuk menggantikan pekerjaan manusia, melainkan membantu mempercepat proses dan meningkatkan kualitas hasil kerja.

”AI bisa menyesuaikan gaya belajar, membuat konten otomatis, memberi umpan balik cepat, dan mempercepat pekerjaan administrasi,” jelasnya.

Erwan mencontohkan, Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Semarang telah mengembangkan fitur chatboard berbasis AI yang dapat diakses mahasiswa dan dosen untuk mencari informasi akademik secara cepat dan akurat.

Dunia Perpustakaan... 

Inovasi serupa, katanya, bisa diterapkan di berbagai lembaga pendidikan, termasuk sekolah dasar dan menengah. Namun, ia mengingatkan agar pelajar tidak terlalu bergantung pada teknologi.

”Pembelajaran langsung tetap penting untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan konsentrasi anak,” ujarnya.

Sementara itu, Pustakawan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Mansyur menilai, pemanfaatan AI di dunia perpustakaan perlu dilakukan dengan hati-hati.

”AI seperti ChatGPT bekerja dengan merangkum informasi terdekat, bukan selalu yang paling akurat. Karena itu, perlu sistem AI yang dikembangkan sendiri oleh lembaga pendidikan dengan basis data ilmiah yang terverifikasi,” katanya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler