Sementara untuk ruas lainnya, pekerjaan dilakukan dengan pengaspalan menggunakan lapisan ACWC. Menurut Harry, tahap awal difokuskan pada pengerjaan beton terlebih dahulu, mengingat lokasi tersebut paling rawan kerusakan dan proses yang memakan waktu lebih lama.
”Kontrak pekerjaan dimulai 27 Oktober dengan waktu pelaksanaan 60 hari. Untuk pengerjaan beton, saat hujan bisa diantisipasi dengan pasang terpal sebagai pelindung saat proses curing agar kualitasnya maksimal. Sedangkan pengaspalan akan dilakukan menyesuaikan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Harry menyebut, proyek ini juga sudah melalui proses pemilihan penyedia jasa dengan metode V6 untuk menjamin kualitas pelaksana.
Ia berharap, kombinasi beton dan aspal dapat memperpanjang usia jalan sekaligus memperlancar arus lalu lintas di ruas utama Kudus tersebut.
Murianews, Kudus – Proyek perbaikan Jalan R Agil Kusumadya, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai dikerjakan. Rencananya, pekerjaan perbaikan jalan ini menggunakan kombinasi dua material.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kudus, Harry Wibowo mengatakan, pekerjaan itu menggunakan kombinasi beton dan aspal.
Kombinasi itu dinilai paling tepat mengingat Jalan R Agil Kusumadya memiliki intensitas kendaraan yang tinggi, termasuk kendaraan bertonase besar.
”Betonisasi dilakukan di tiga titik dengan total panjang 180 meter. Masing-masing titik sepanjang 60 meter yang berada di area lampu merah dan pertigaan. Lebarnya berbeda-beda, ada yang 17 meter dan ada yang 13 meter,” jelasnya.
Harry menambahkan, betonisasi dipilih pada area yang menjadi lokasi perhentian kendaraan seperti di perempatan DPRD, perempatan RS Mardi Rahayu, dan pertigaan depan PLN.
Di titik-titik tersebut sering terjadi pengereman dan tonase tinggi, sehingga rawan rusak bila hanya menggunakan aspal. Dengan beton, diharapkan daya tahannya lebih kuat.
Diketahui, pekerjaan tahap ini mencakup perbaikan jalan sepanjang 1,1 kilometer, mulai dari depan Tugu Ahmad Yani hingga wilayah sempalan RS Mardi Rahayu Kudus.
Jalan utama yang menghubungkan kawasan pusat kota itu mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 12 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Untuk Ruas Lainnya...
Sementara untuk ruas lainnya, pekerjaan dilakukan dengan pengaspalan menggunakan lapisan ACWC. Menurut Harry, tahap awal difokuskan pada pengerjaan beton terlebih dahulu, mengingat lokasi tersebut paling rawan kerusakan dan proses yang memakan waktu lebih lama.
”Kontrak pekerjaan dimulai 27 Oktober dengan waktu pelaksanaan 60 hari. Untuk pengerjaan beton, saat hujan bisa diantisipasi dengan pasang terpal sebagai pelindung saat proses curing agar kualitasnya maksimal. Sedangkan pengaspalan akan dilakukan menyesuaikan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Harry menyebut, proyek ini juga sudah melalui proses pemilihan penyedia jasa dengan metode V6 untuk menjamin kualitas pelaksana.
Ia berharap, kombinasi beton dan aspal dapat memperpanjang usia jalan sekaligus memperlancar arus lalu lintas di ruas utama Kudus tersebut.
Editor: Zulkifli Fahmi