Ini Spesifikasi Pesawat Tempur Latih T-50 Golden Eagle Produksi Korea Selatan
Murianews
Selasa, 19 Juli 2022 12:55:47
MURIANEWS, Kudus – Peristiwa pesawat jatuh terjadi di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022). Pesawat yang jatuh ini ditengarai adalah jenis pesawat latuh tempur T-50 Golden Eagle.
Seperti apakah kemampuan pesawat ini? Melansir dari Wikipedia, T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika Serikat-Korea Selatan.
Pesawat T-50 Golden Eagle dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Baca juga: Pesawat Tempur Latih T-501 Golden Eagle Hilang kontak di Blora Pukul 19.25 WIBWalaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini, tetapi penamaan militer Amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Ini termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37BClose Air Support; yang dioperasikan AU Republik Korea.
Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih (trainer) secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea).
T-50 membuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi sebuah pesawat tempur jet yang utuh. Beberapa produk Korea lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16.
Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.
Pengembangan pasawat ini 13 persen dibiayai oleh Lockheed Martin, 17 persen oleh Korea Aerospace Industries, dan 70 persen oleh pemerintah Korea Selatan. KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerjasama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992, tetapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial.
Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama mulai Juli 28 sampai 14 Agustus, 2003. Angkatan Udara Korsel menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dan pengiriman dijadwalkan pada 2005 sampai 2009.
Varian lain dari T-50 Golden Eagle termasuk pesawat serang ringan A-50, dan pesawat yang lebih canggih FA-50. Searah dengan program untuk mengkandangkan A-37 per 2015, 60 A-50 akan mulai digunakan sejak 2011.
PersenjataanKanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit. Sebuah rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap.
Senjata udara ke darat yang kompatibel di antaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68, bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84. Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.
Indonesia memiliki 16 pesawat jenis ini. Pengiriman pertama pada 2013, dua pesawat terakhir pada 25 Januari 2014. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, dimana fungsinya adalah untuk pesawat LIFT (Lead In Fighter Trainer)
Spesifikasi
Ciri-ciri umum - Kru: 2
- Panjang: 42 ft 7 in
- Rentang sayap: 30 ft 1 in
- Tinggi: 15 ft 8.25 in
- Berat kosong: 14,200 lb
- Berat maksimum saat lepas landas: 26,400 lb
- Mesin: 1 × General Electric F404 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 11,925 lbf (53.07 kN)
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,775 lbf (79.1 kN)
Kinerja - Laju maksimum: Mach 1.4
- Jangkauan: 1,150 mi
- Langit-langit batas: 48,000 ft
Persenjataan - Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
- Rockets: LAU-3/68
- Missiles:
- Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
- Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
- Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20.
Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
Wikipedia.org
[caption id="attachment_302771" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Pesawat T-50 Golden Eagle (wikipedia.org)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Peristiwa pesawat jatuh terjadi di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022). Pesawat yang jatuh ini ditengarai adalah jenis pesawat latuh tempur T-50 Golden Eagle.
Seperti apakah kemampuan pesawat ini? Melansir dari Wikipedia, T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika Serikat-Korea Selatan.
Pesawat T-50 Golden Eagle dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Baca juga: Pesawat Tempur Latih T-501 Golden Eagle Hilang kontak di Blora Pukul 19.25 WIB
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini, tetapi penamaan militer Amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Ini termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37BClose Air Support; yang dioperasikan AU Republik Korea.
Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih (trainer) secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea).
T-50 membuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi sebuah pesawat tempur jet yang utuh. Beberapa produk Korea lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16.
Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.
Pengembangan pasawat ini 13 persen dibiayai oleh Lockheed Martin, 17 persen oleh Korea Aerospace Industries, dan 70 persen oleh pemerintah Korea Selatan. KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerjasama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992, tetapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial.
Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama mulai Juli 28 sampai 14 Agustus, 2003. Angkatan Udara Korsel menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dan pengiriman dijadwalkan pada 2005 sampai 2009.
Varian lain dari T-50 Golden Eagle termasuk pesawat serang ringan A-50, dan pesawat yang lebih canggih FA-50. Searah dengan program untuk mengkandangkan A-37 per 2015, 60 A-50 akan mulai digunakan sejak 2011.
Persenjataan
Kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit. Sebuah rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap.
Senjata udara ke darat yang kompatibel di antaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68, bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84. Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.
Indonesia memiliki 16 pesawat jenis ini. Pengiriman pertama pada 2013, dua pesawat terakhir pada 25 Januari 2014. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, dimana fungsinya adalah untuk pesawat LIFT (Lead In Fighter Trainer)
Spesifikasi
Ciri-ciri umum
- Kru: 2
- Panjang: 42 ft 7 in
- Rentang sayap: 30 ft 1 in
- Tinggi: 15 ft 8.25 in
- Berat kosong: 14,200 lb
- Berat maksimum saat lepas landas: 26,400 lb
- Mesin: 1 × General Electric F404 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 11,925 lbf (53.07 kN)
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 17,775 lbf (79.1 kN)
Kinerja
- Laju maksimum: Mach 1.4
- Jangkauan: 1,150 mi
- Langit-langit batas: 48,000 ft
Persenjataan
- Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
- Rockets: LAU-3/68
- Missiles:
- Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
- Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
- Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
Wikipedia.org