Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusPolres Kudus mencatat ada tiga anak perempuan di bawah umur di Kota Kretek yang menjadi korban kekerasan seksual dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Ironisnya, para pelaku pelecehan tersebut berasal dari orang-orang terdekat korban.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satrreskrim Polres Kudus Ipda Hendro Santiko menyebutkan, ketiganya sudah melapor dan saat ini tengah ditangani petugas.

”Ada tiga laporan yang telah kami proses. Semuanya anak di bawah umur,” ungkap Ipda Hendro, pada Murianews.com, Jumat (17/5/2023) di Polres Kudus.

Hendro mengatakan, kasus kekerasan seksual pada anak di Kudus rata-rata tinggi. Di tahun lalu dalam periode yang sama bahkan ada lima kasus.

”Semua korban kekerasan yang melapor kami syaratkan harus didampingi orang tua. Kemudian, dari Dinas Sosial juga kami libatkan,” tambahnya.

Sebagai penegak hukum, pihaknya akan terus mengawal para korban untuk mendapatkan keadilan. Di sisi lain, PPA Polres Kudus juga bersinergi dengan Dinas Sosial dalam memberikan pendampingan kepada korban.

”Kami fokus di penegakan hukumnya. Pendampingan dilakukan oleh Dinas Sosial,” imbuh Hendro.

Sebagai langkah preventif, pihak Polres Kudus juga lakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk adakan sosialisasi tiap enam bulan sekali di sekolah-sekolah. Sosialisasi ini membahas terkait isu anti-bullying dan kekerasan fisik.

Sementara itu, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) mencatat ada enam kasus yang ditangani. Enam itu terdiri dari dua kasus kekerasan seksual pada anak, tiga kasus KDRT, dua kekerasan fisik pada anak, dan satu kenakalan remaja.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Dinas Sosial (Dinsos) P3AP2KB Kudus, Any Willianti mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendampingan khusus bagi para korban.

”Pendampingan akan dilakukan hingga korban hilang traumanya,” ujar Any.

Ia menambahkan, saat ini dinsos juga telah bekerja sama dengan psikolog untuk berikan pendampingan bagi para korban yang mengalami trauma. Hasilnya, beberapa telah sembuh dan kembali beraktivitas kembali. Bahkan, ada korban yang telah membangun usahanya sendiri di rumah.  

Reporter: Annisa Rizky Madina
Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler