Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Pakar pertanian asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Hendy Hendro mengimbau para petani untuk mewaspadai datangnya La Nina.

Dosen Mata Kuliah Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) itu mengatakan dampak La Nina bisa merugikan petani karena gagal panen.

”Kalau kita berbicara tentang dampak dalam pertanian sangat besar sekali, misalnya satu contoh meningkatnya curah hujan yang besar, terjadinya kekeringan pada musim penghujan sehingga banyak yang gagal panen,” ujarnya.

Diketahui, La Nina diprediksi menghantam Indonesia pada Juni mendatang. Anomali cuaca ini memicu kewaspadaan patani di Indonesia.

Hendy bahkan menyebut, La Nina yang terjadi akan lebih panjang dari El Nino. Di mana, pada musim kemarau nanti, akan ada hujan ekstreme di atas 200 milimeter.

Hal ini yang harus menjadi perhatian utama bagi petani indonesia karena dapat terjadinya risiko banjir, tanah longsor dan kerugian ekonomi.

Kondisi itu dapat tak hanya merugikan petani. Namun, juga akan memicu gagalnya panen dan berkurangnya produksi pangan.

Situasi itu tentunya dapat mempengaruhi harga pangan di pasar domestik. Karena produksi bahan pangan tak maksimal, harga menjadi tinggi. Itu membuat ancaman ketersedian pangan meningkat.

Hendy pun meminta para petani untuk selalu memonitor kondisi cuaca melalui platform media sosial Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dengan cara itu, petani dapat mencegah dan selalu memonitor cuaca yang ada. Serta, dapat menanam tanaman yang sesuai dengan kondisinya.

”Pesan saya ke para petani,  jika tidak ingin gagal panen atau penurunan produksi itu harusnya senantiasa memonitor terus tentang perkembangan iklim dan cuaca, yang tentunya mengakses dari BMKG. Dan yang ke dua para petani harus menyesuaikan kondisi yang mulai berubah akibat pemanasan global / iklim, dan kita tidak boleh menentang akan perubahan itu,” ujarnya.

Penulis: Naili Ulya M
Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler