Kamis, 20 November 2025

Tidak hanya itu, pemerintah meluncurkan berbagai terobosan cerdas. Pencetakan sawah baru seluas 3 juta hektare dalam lima tahun ke depan adalah langkah besar yang memerlukan sinergi lintas sektor.

Modernisasi pertanian dengan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi digital mendorong efisiensi serta meningkatkan daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Perbaikan tata niaga pupuk dengan peningkatan volume pupuk bersubsidi hingga 9,5 juta ton di tahun 2025 dan pemangkasan birokrasi distribusi menjadi bukti nyata upaya mendukung petani secara langsung.

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen yang ditetapkan Rp6.500 per kilogram juga menjadi instrumen penting untuk memastikan petani mendapatkan keuntungan yang layak.

Hal ini diiringi dengan serapan gabah oleh Bulog yang dilakukan secara jemput bola, memberi kepastian pasar dan harga bagi petani.

Kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, petani, kelompok tani, hingga perusahaan penggilingan beras, semakin mempercepat proses penyerapan dan meningkatkan stabilitas produksi.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa swasembada bukanlah slogan kosong. Namun, jalan menuju swasembada tetap menghadapi tantangan.

Perubahan iklim, fluktuasi cuaca ekstrem, hingga persoalan manajemen air dapat memengaruhi hasil produksi. Oleh karena itu, strategi adaptasi terhadap perubahan iklim, penerapan teknologi irigasi hemat air, serta sistem peringatan dini cuaca menjadi faktor krusial yang harus terus diperkuat.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler