Jumat, 21 November 2025



Hal senada disampaikan oleh Sarti, pencari ungker lainnya. Meski sudah paruh baya ia rela ikut mencari ungker untuk dijual kepada para peminat masakan yang tergolong ekstrem itu.

“Setelah cari langsung dipasarkan di pinggir jalan, Alhamdulillah selalu habis,terkadang juga menyisihkan sendiri untuk dimasak,” ucap Sarti.

Beberapa pemburu ungker berangkat ke hutan pada pagi hari, kemudian pulang menjelang sore hari. Ungker hasil yang didapatkan dibungkus dengan daun jati dengan takaran gelas. Selanjutnya ditawarkan kepada para pengendara yang melewati jalan tersebut.

Ungker daun jati wanrannya cokelat dengan ukuran satu hingga dua centimeter. Beberapa warga sekitar hutan jati mencari ungker sambil mengembala ternak sapi di kawasan hutan.

Sarti menjelaskan, berdasarkan pengalaman ungker akan mudah diperoleh ketika terik matahari berselang seling dengan turunnya hujan.

Pada saat musim ungker seperti ini, hampir sebagian besar hutan blora daunnya habis dimakan ulat jati. Kemudian ulat jati akan turun ke bawah di reruntuhan daun jati yang sudah mengering di bawah batang pohon.

Saat musim ungker seperti saat ini, di jalur sepanjang hutan jati akan ada banyak warga yang mencari ungker. Sepeti di di jalur Blora-Cepu dan Blora-Randublatung, banyak masyarakat mencari ungker.

Agung salah satu pembeli ungker mengaku, meski harganya masih tergolong tinggi, para penyuka ungker tetap rela merogoh uang untuk membeli.

”Sebenarnya mikir-mikir juga, harganya mahal. Tapi karena ingin masak ungker, ya tetap saya beli,setiap tahun pasti beli,” katanya.

Salah satu makanan....

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler