Kasat Reskrim Polres Blora AKP Selamet menyampaikan, pihak kepolisian mendapatkan laporan pertama kali dari mandor proyek pembangunan pengembangan gedung baru lima lantai.
”Kami dari jajaran Satreskrim Polres Blora menerima laporan dari salah satu mandor proyek pengembangan RS PKU Muhammadiyah Blora yang terletak di Jalan Raya Blora-Cepu, terkait adanya kecelakaan kerja,” katanya.
Mendapatkan laporan itu, Satreskrim Polres Blora bersama tim gabungan, Polsek Jepon, Tim Inafis Polres Blora, langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.
”Pada saat mendatangi TKP untuk para korban sudah dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Blora. Hasil informasi dari dokter jaga, diduga korbannya sebanyak 13 orang. Rinciannya tiga meninggal dunia, dan sepuluh orang luka,” jelasnya.
”Dan yang luka-luka sampai sekarang masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Blora,” imbuhnya.
”Pada saat lift naik, sekitar kurang lebih 12 meter, tahu-tahu lift tersebut, jatuh terjun bebas. Akhirnya penumpang yang ada di dalam lift sebanyak 13 orang mengalami luka dan ada yang meninggal,” jelasnya.
Murianews, Blora – Kecelakaan kerja terjadi di proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah, Sabtu (8/2/2025). Sebuah derek jangkung atau crane jatuh dan membuat empat orang meninggal serta sembilan orang luka-luka.
Kasat Reskrim Polres Blora AKP Selamet menyampaikan, pihak kepolisian mendapatkan laporan pertama kali dari mandor proyek pembangunan pengembangan gedung baru lima lantai.
”Kami dari jajaran Satreskrim Polres Blora menerima laporan dari salah satu mandor proyek pengembangan RS PKU Muhammadiyah Blora yang terletak di Jalan Raya Blora-Cepu, terkait adanya kecelakaan kerja,” katanya.
Mendapatkan laporan itu, Satreskrim Polres Blora bersama tim gabungan, Polsek Jepon, Tim Inafis Polres Blora, langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.
”Pada saat mendatangi TKP untuk para korban sudah dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Blora. Hasil informasi dari dokter jaga, diduga korbannya sebanyak 13 orang. Rinciannya tiga meninggal dunia, dan sepuluh orang luka,” jelasnya.
”Dan yang luka-luka sampai sekarang masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Blora,” imbuhnya.
Menurut Selamet, berdasarkan hasil olah TKP, penyebab kecelakaan kerja tersebut bermula saat para pekerja menaiki lift ke lantai lima untuk memulai pekerjaan di gedung yang tengah dibangun.
”Pada saat lift naik, sekitar kurang lebih 12 meter, tahu-tahu lift tersebut, jatuh terjun bebas. Akhirnya penumpang yang ada di dalam lift sebanyak 13 orang mengalami luka dan ada yang meninggal,” jelasnya.
Adanya Kerusakan Mesin Lift...
Selamet menyampaikan, penyebab lift putus diduga karena adanya kerusakan mesin lift.
”Penyebab lift putus itu, dari informasi yang kami terima di lapangan, bahwa ada kerusakan mesin lift itu. Karena cara penggunaan atau operasionalnya itu ada salah satu operator, yang memencet di remot itu, ada up dan down,” jelasnya.
Selamet mengatakan, belasan korban itu merupakan kloter kedua yang naik menggunakan lift untuk bekerja.
”Jadi pada saat kejadian itu adalah membawa pekerja trip yang kedua, trip yang pertama aman, trip yang kedua ini mengangkut 13 orang, dan saat di tengah ketinggian 12 meter, tahu-tahu lepas, jadi ada trouble di mesin lift itu,” terangnya.
Menurut Selamet, kejadian itu diduga bukan karena kelebihan muatan lift. ”Kalau dari kapasitas yang tercantum di mesin itu dua ton, jadi kalau dinaiki 13 orang, itu masih belum melebihi kapasitas muatan,” terangnya.
Selamet menerangkan untuk seluruh korban merupakan warga Blora. Adapun untuk jenis luka yang dialami para korban, yakni mengalami patah tulang.
”Luka-luka kebanyakan patah ya, karena tekanan yang sangat luar biasa, jarak 12 meter dan jatuh. Posisi para korban itu berada di dalam kotak besi seperti lift itu, posisinya di luar bangunan,” jelasnya.
Editor: Dani Agus