Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Blora, Rukhedi melaporkan angka tersebut turun dari dua tahun sebelumnya. Pada 2023, angka kemiskinan di Blora berada di posisi 11,49 dan turun lagi menjadi 11,42 pada 2024.
”Alhamdulillah angka kemiskinan di Kabupaten Blora pada tahun 2025 turun, dan turunnya cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Kemudian 2025, angka kemiskinan turun cukup signifikan yaitu sebesar 0,8 poin dari tahun sebelumnya, menjadi 10,58,” paparnya, Rabu (10/9/2025).
Turunnya angka kemiskinan itu seiring dengan menurunnya jumlah penduduk miskin di Blora. Pada 2024 jumlah penduduk miskin di Blora sebanyak 99,14 ribu orang, kini turun jadi 92,01 ribu orang di 2025.
Angka kemiskinan di Blora pun kini lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Grobogan (10,63 persen) dan Rembang (13,01 persen). Kendati demikian, angka kemiskinan di Blora masih di atas rata-rata Jateng, yakni 9,48 persen.
”Mudah-mudahan Blora semakin sukses dalam mengembangkan perekonomian, sehingga kemiskinan bisa semakin menurun dan kesejahteraan semakin naik,” tandasnya.
Rukhedi menyebut, turunnya angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin karena Kabupaten Blora mengalami pertumbuhan ekonomi. Dalam catatannya, petumbuhan ekonomi di Blora pada semester I mencapai 5,23 persen jika dihitung tanpa sektor migas.
Ketika dihitung dengan sektor migas yang saat ini belum berkontribusi secara optimal maupun dieksploitasi secara siginifikan angkanya masih 4,21 persen pada semester I.
Murianews, Blora – Pemkab Blora berhasil menurunkan angka kemiskinan di wilayahnya. Pada 2025 ini, angka kemiskinan berhasil turun menjadi 10,58 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Blora, Rukhedi melaporkan angka tersebut turun dari dua tahun sebelumnya. Pada 2023, angka kemiskinan di Blora berada di posisi 11,49 dan turun lagi menjadi 11,42 pada 2024.
”Alhamdulillah angka kemiskinan di Kabupaten Blora pada tahun 2025 turun, dan turunnya cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Kemudian 2025, angka kemiskinan turun cukup signifikan yaitu sebesar 0,8 poin dari tahun sebelumnya, menjadi 10,58,” paparnya, Rabu (10/9/2025).
Turunnya angka kemiskinan itu seiring dengan menurunnya jumlah penduduk miskin di Blora. Pada 2024 jumlah penduduk miskin di Blora sebanyak 99,14 ribu orang, kini turun jadi 92,01 ribu orang di 2025.
Angka kemiskinan di Blora pun kini lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Grobogan (10,63 persen) dan Rembang (13,01 persen). Kendati demikian, angka kemiskinan di Blora masih di atas rata-rata Jateng, yakni 9,48 persen.
”Mudah-mudahan Blora semakin sukses dalam mengembangkan perekonomian, sehingga kemiskinan bisa semakin menurun dan kesejahteraan semakin naik,” tandasnya.
Rukhedi menyebut, turunnya angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin karena Kabupaten Blora mengalami pertumbuhan ekonomi. Dalam catatannya, petumbuhan ekonomi di Blora pada semester I mencapai 5,23 persen jika dihitung tanpa sektor migas.
Ketika dihitung dengan sektor migas yang saat ini belum berkontribusi secara optimal maupun dieksploitasi secara siginifikan angkanya masih 4,21 persen pada semester I.
Komitmen Pemkab Blora
Menanggapi itu, Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, Pemkab Blora terus berkomitmen menurunkan kemiskinan dan mendorong pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Blora.
Meski begitu, ia meminta seluruh jajarannya untuk tetap bekerja keras, pasalnya persoalan kemiskinan ini masih menjadi tantangan di Blora.
”Ini menjadi jawaban juga, bahwa kondisi Blora itu aman dan terkendali dan ini yang harus kita jaga bersama. Termasuk juga saya terima kasih Bu Wakil yang sudah mengawal terkait pengentasan kemiskinan dan sebagainya,” papar Bupati.
Sementara itu, Sekda Blora Komang Gede Irawadi berharap agar di tahun mendatang angka kemiskinan di Kabupaten Blora yang saat ini dua digit bisa turun, hingga menjadi satu digit.
”Terkait dengan kemiskinan, jadi saya bersyukur kemiskinannya sudah turun menjadi 10,58 dan mudah-mudahan tahun depan menjadi satu digit, tinggal sedikit lagi soalnya. Kalau kita bisa di bawah 9 persen, itu sudah luar biasa. Dan ini juga sudah memiliki dampak berkait dengan kemiskinan masyarakat kita, Kemudian yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di 5,23 ini juga cukup bagus ” pungkasnya.