Di kesempatan yang sama, Bupati Arief juga menyinggung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia meminta para korwil biddik dan kepala sekolah ikut mengawal agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh para siswa.
”Kita akan membuka ruang aduan terkait menu, harus ada standar, sehingga anak anak kita mau dan benar benar bermanfaat bagi kita semua. Program ini baik dan kita harus mengawal program ini, kami mohon dukungannya agar di Blora bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam laporannya Ketua Baznas Blora Sutaat menyampaikan kontribusi terbesar zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di Kabupaten Blora selama ini berasal dari dunia pendidikan.
”Sekitar 52 persen ZIS yang kami terima bersumber dari tenaga pendidik. Maka kami berharap GASTRA ini akan semakin memperkuat dukungan untuk program pendidikan, kemanusiaan, ekonomi, dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak yatim piatu. Prinsip kami, jangan sampai ada anak yatim di Blora yang tidak bisa membeli kebutuhan sekolahnya,” ungkapnya.
”Selama dijalankan sesuai aturan, melalui kesepakatan bersama komite, dan ini bersifat sukarela” tegasnya.
Murianews, Blora – Bupati Blora Arief Rohman kembali mengenalkan kaleng Gerakan Subuh Sejahtera (GASTRA) pada para guru dalam sosialisasi yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Selasa (30/9/2025).
Program yang diinisiasi bersama Wakil Ketua KPK RI Fitroh Rohcahyanto itu mengajak ASN Kabupaten Blora untuk membiasakan diri berinfaq tiap subah melalui kaleng yang dibagikan.
Arief Rohman mengatakan, hasil infaq yang dikumpulkan nantinya akan disalurkan untuk menyejahterakan anak-anak yatim di Kabupaten Blora. Harapannya, mereka bisa bertumbuh dan menempuh pendidikan tanpa kekurangan.
Ia pun mengajak 11 ribu ASN di Blora untuk aktif berpartisipasi dalam program tersebut. Bila itu terwujud, Arief yakin kebiasaan kecil itu akan memberikan dampak yang besar.
”Coba dihitung, kalau setiap orang hanya menyisihkan Rp2.000 saja setiap hari, jumlahnya akan luar biasa. Itu hanya sisa uang belanja bapak-ibu. Tapi masa pejabat-pejabat hanya Rp2.000, insya Allah bisa lebih. Intinya bukan nominalnya, tetapi kepeduliannya. Sebagai bapak, kita harus bisa membantu dan membahagiakan anak yatim kita. Kalau bukan kita, siapa lagi?” jelasnya.
Menurutnya, GASTRA bukan sekadar amal, melainkan strategi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan.
”Kalau anak yatim ini bisa kita sekolahkan hingga bekerja, maka mereka akan keluar dari kemiskinan. Itu berarti kita sedang membangun sumber daya manusia Blora yang lebih kuat,” ujarnya.
Singgung MBG...
Di kesempatan yang sama, Bupati Arief juga menyinggung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia meminta para korwil biddik dan kepala sekolah ikut mengawal agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh para siswa.
”Kita akan membuka ruang aduan terkait menu, harus ada standar, sehingga anak anak kita mau dan benar benar bermanfaat bagi kita semua. Program ini baik dan kita harus mengawal program ini, kami mohon dukungannya agar di Blora bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam laporannya Ketua Baznas Blora Sutaat menyampaikan kontribusi terbesar zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di Kabupaten Blora selama ini berasal dari dunia pendidikan.
”Sekitar 52 persen ZIS yang kami terima bersumber dari tenaga pendidik. Maka kami berharap GASTRA ini akan semakin memperkuat dukungan untuk program pendidikan, kemanusiaan, ekonomi, dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak yatim piatu. Prinsip kami, jangan sampai ada anak yatim di Blora yang tidak bisa membeli kebutuhan sekolahnya,” ungkapnya.
Mewakili para guru, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, menegaskan dukungan penuh atas program tersebut. Bahkan, ia berharap program ini dapat dikembangkan hingga ke tingkat siswa di sekolah, tentunya dengan mengikuti peraturan yang berlaku.
”Selama dijalankan sesuai aturan, melalui kesepakatan bersama komite, dan ini bersifat sukarela” tegasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi