Senin, 16 Juni 2025

Murianews, Grobogan – Program Pamsimas ternyata masih belum mampu menjadi solusi kekeringan yang tengah melanda di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Selain belum seluruh desa memilikinya, di desa-desa tertentu tak memungkinkan dibangun pamsimas karena sumber airnya sulit.

Kabid Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Grobogan Darlan mengatakan, memang ada beberapa kendala yang dihadapi terkait pamsimas.

”Yang mendapat pelayanan belum 100 persen. Desa-desa tertentu memang potensi sumber airnya sulit. Kalau pun ada, tidak memenuhi syarat untuk dimanfaatkan, misal kandungan ZE-nya tinggi dan rasa airnya payau atau asin,” katanya, Senin (11/9/2023).

Darlan memastikan, sebelum program pamsimas dilaksanakan, sudah ada pengujian terlebih dahulu. Di beberapa tempat, pamsimas tidak bisa dimanfaatkan secara optimal karena potensi sumber airnya sulit.

”Ya diuji dulu awalnya. Tapi lama-lama kondisi itu bisa muncul setelah dimanfaatkan beberapa waktu. Beberapa lokasi dengan sebab yang berbeda, misal karena potensi sumber air sulit, karena pengelolaan tidak aktif, atau karena sekitar lokasi sudah ada PDAM,” ujarnya.

Darlan mengklaim, dari 198 pamsimas yang tersebar di wilayah Grobogan, hanya 10 unit yang tidak aktif. Dengan kata lain, menurut dia nyaris seluruh pamsimas cukup berhasil mengurangi dampak kekeringan di wilayah tersebut.

”Dari 198, yang masih aktif 188 lokasi. Sebagai contoh di Desa Mangin, Kecamatan Karangrayung. Dulu, setiap kemarau pasti kekeringan dan sulit cari air. Sekarang, dengan adanya pamsimas, sudah tidak ada kesulitan air,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan, total terdapat setidaknya 90 desa yang terdampak kekeringan di Grobogan. Jumlah itu masih berpotensi bertambah karena kemarau belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.

Editor: Ali Muntoha

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler