
Murianews, Grobogan – Total masih ada sebanyak 898 anak tidak sekolah (ATS) di Grobogan hingga kini. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi banyaknya ATS tersebut.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Grobogan Wahono menerangkan, data ATS bersifat dinamis. Data terakhir yang diterimanya berasal dari data kemiskinan ekstrim.
”Itu pun setelah diverifikasi juga berubah. Selama ini kami menggandeng pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) untuk mengatasi ATS. Para ATS yang tidak ingin kembali ke sekolah formal disarankan untuk melanjutkan studi ke lembaga non formal,” ungkapnya, Selasa (3/10/2023).
Wahono menjelaskan, setelah dilakukan pendataan ke lapangan secara door to door, total ada sebanyak 428 orang yang menyatakan ingin fokus bekerja dan menikah. Mayoritas dari mereka beralasan telah bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.
”Alasan lainnya sudah malas untuk sekolah. Kemudian, dampak Covid yang terlalu lama juga menjadi alasan anak tidak sekolah,” imbuhnya.
Wahono mengatakan, inisiatif inisiatif pendataan door to door ke rumah dilakukan untuk menekan angka ATS. Harapannya, tentu mereka dapat termotivasi untuk masuk ke sekolah lagi.
”Kami terus mendorong agar mereka bersedia kembali ke sekolah dan melanjutkan pendidikan,” katanya.
Menurutnya, persoalan ATS tidak bisa hanya diatasi satu pihak saja. Butuh kerjasama banyak pihak untuk mengatasi banyaknya ATS.
”Penyelesaian ATS butuh kerjasama banyak pihak,” tandasnya.
Reporter: Saiful Anwar