Murianews, Grobogan – Kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Grobogan, Jawa Tengah melonjak tajam jelang Iduladha, Rabu (29/5/2024). Dari data Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Grobogan, kasus PMK di kabupaten setempat hingga kini sudah mencapai 359 kasus.
”Dari bulan Januari 0 kasus, kemudian Februari mulai naik, naik, naik hingga April sampai 80-an kasus. Kemudian Mei, sampai minggu kedua itu 180 kasus. Total sekarang sudah 359 kasus,” kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Disnakkan Grobogan Andreas Iwan Suseno, Rabu (29/5/2024).
Andre menerangkan, faktor utama naiknya kasus secara signifikan itu karena lalu lintas hewan yang sangat tinggi jelang Iduladha. Selain itu, juga banyak pengiriman hewan yang tidak melaporkan kepada pihaknya.
”Faktor utamanya lalu lintas hewan, kemudian pasar. Terus ada pengiriman yang memang tidak terlaporkan ke kita. Dari para pedagang, utamanya dari luar daerah,” imbuhnya.
Naiknya kasus secara drastis itu sebenarnya cukup membuatnya kaget. Sebab, cakupan vaksinasi sudah cukup tinggi.
”Tahun kemarin, coverage vaksinasi PMK kita cukup tinggi. Vaksin 1, 2, 3, 4, tahun kemarin sudah 215 ribu (hewan). Tahun ini memang baru tahap 1 di bulan Maret kemarin. Terus ini, baru kemarin kita diminta oleh provinsi. Nanti bulan Juni baru dilanjutkan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disnakkan Grobogan Amin Nur Hatta menambahkan, untuk Grobogan sebenarnya memang relatif aman menyusul angka vaksinasi PMK sudah tinggi. Dia pun menduga hewan dari luar daerah lah yang membuat angka PMK kembali melonjak tajam.
”Aslinya Grobogan aman, karena vaksinasi sudah 100 persen. Kebanyakan (tingginya kasus) karena perlintasan. Yang banyak merebak di Jatim. PMK kalau ditangani serius, dua minggu bisa sembuh,” katanya.
Editor: Dani Agus



