Kamis, 20 November 2025

Murianews, Grobogan – Warga Desa Ngombak dan Karanglangu, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik, yakni Tradisi Tubo. Tradisi ini digelar dua tahunan. Tahun ini, digelar Senin (9/9/2024).

Dalam tradisi ini, ribuan warga bersama-sema berburu ikan di Sungai Tuntang yang membelah kedua desa itu. Trardisi Tubo merupakan bagian dari tradisi Asrah Batin yang digelar beberapa pekan lagi.

Tradisi dimulai dengan pembacaan doa oleh tokoh masyarakat setempat. Ia kemudian meracik racun ikan bernama ’’Racun Tubo’’ untuk kemudian disebar ke sungai. 

Racun tubo tersebut merupakan ramuan alami peninggalan leluhur. Nama aslinya yakni Tuba, yang merupakan tumbuhan yang umum dipakai sebagai peracun ikan.

Cara membuatnya, akar Tuba dicampur dengan ketela pohon dan air. Racun Tubo berikutnya dimasukkan ke dalam beberapa gentong dan belasan galon.

Setelah didoakan, sejumlah warga turun ke sungai untuk memecahkan gentong. Warga juga menumpahkan galon berisi racun Tubo tadi ke tengah sungai.

Beberapa saat kemudian, ikan-ikan di sungai itu dengan sendirinya muncul ke permukaan karena keracunan. Ribuan warga yang telah menunggu di sisi sungai pun serta merta turun ke sungai untuk berebut ikan-ikan itu.

Tak memandang sudah lanjut usia atau pun pemuda, semua warga ikut berburu ikan sepanjang kurang lebih tiga kilometer di sungai Tuntang. Ada yang menggunakan jaring, keranjang, dan bahkan tangan kosong.

Kepala Desa Ngombak Heriyanto mengatakan, tradisi Tubo merupakan warisan nenek moyang dengan pesan toleransi.

Tradisi ini dihubungkan dengan kepercayaan warga terkait sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang diyakini merupakan pendiri Desa Ngombak dan Desa Karanglangu.

Heriyanto menjelaskan, menurut mitologi, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung. Mereka terpisah saat masih kecil. Keduanya kemudian berkelana sendiri-sendiri menembus hutan dan sungai.

Pada akhirnya, Kedhana berhenti dan kemudian menetap di suatu desa bernama Desa Karanglangu. Sedangkan Kedhini berhenti dan menetap di desa bernama Desa Ngombak.

Setelah keduanya dewasa, mereka pun bertemu. Mereka kemudian saling jatuh cinta dan hampir menikah. Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah diketahui mereka adalah kakak beradik yang telah lama terpisah.

’’Pertemuan saudara kandung yang lama terpisah ini diperingati dengan perayaan syukuran kala itu, dinamakan Tradisi Tubo. Ikan-ikan yang terkumpul akan dimasak beramai-ramai dan dimakan bersama. Jadi ini menyatukan tali persaudaraan antara Desa Ngombak dan Desa Karanglangu. Bukti toleransi antar warga yang berlangsung sejak dulu secara turun-temurun,’’ ujar dia.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler