Salah satu pelajar Sanggar Seni, Aurum mengaku sangat antusias bisa terlibat dalam kegiatan tersebut. Dirinya pun bisa lebih mengenal para pahlawan dengan foto-foto pahlawan yang ditampilkan
”Salah satu Pahlawan yang saya kenal dan jadi idola adalah Ki Hadjar Dewantara,” kata siswa kelas 2 SDN Sindurejo 1 Toroh itu.
Murianews, Grobogan – Puluhan pengendara yang melintas di perempatan Danyang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dipaksa berhenti personel Satlantas Polres Grobogan, Minggu (10/11/2024).
Bukan karena ada razia, namun sedang digelar hening cipta dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Dalam kegiatan ini, Satlantas turut menggandeng Komunitas Sepeda Onthel Batas Kota, dan anak-anak dari Sanggar Seni Tari Mijil.
Dalam acara sederhana ini, anggota komunitas sepeda mengenakan pakaian tradisional hitam-hitam. Mereka membawa bendera Merah Putih dan foto para pahlawan seperti Ki Hadjar Dewantara dan RA Kartini.
Mereka membentuk lingkaran tepat di tengah perempatan lampu lalu lintas itu. Sedangkan pelajar dari Sanggar Seni mengenakan setelan berwarna hitam dengan sarung kotak-kotak terikat pinggang.
Puluhan pelajar cilik itu menari di empat titik dari empat arah. Setelah tarian selesai, hening cipta pun dimulai.
Kasatlantas Polres Grobogan AKP Tejo Suwono menerangkan, kegiatan itu digelar sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan. Melalui acara sedeehana ini, pihaknya mengajak pengendara ikut mendoakan dan mengingatkan jasa para pahlawan.
Adapun keterlibatan para penari belia, menurut Tejo, juga sebagai upaya menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air Indonesia sejak sedini mungkin.
”Kita mengajak pengendara dan mayarakat mendoakan para pahlawan dengan kegiatan sederhana ini,” ujar dia.
Salah satu pelajar Sanggar Seni, Aurum mengaku sangat antusias bisa terlibat dalam kegiatan tersebut. Dirinya pun bisa lebih mengenal para pahlawan dengan foto-foto pahlawan yang ditampilkan
”Salah satu Pahlawan yang saya kenal dan jadi idola adalah Ki Hadjar Dewantara,” kata siswa kelas 2 SDN Sindurejo 1 Toroh itu.
Editor: Cholis Anwar
