”Pemberitaan di media sosial, ada potongan-potogan narasi KPU tidak jujur, KPU curang, membocorkan soal. Terkait dengan hal itu menjadi liar. Kami dapat dari Bawaslu, dan dari media. Sehingga kami pandang perlu untuk menjernihkan (bahwa itu tidak benar),” tambahnya.
Murianews, Grobogan – KPU Grobogan, Jawa Tengah membantah tuduhan yang menyebutkan adanya kebocoran pertanyaan dalam debat publik Pilkada yang digelar pada Minggu (3/11/2024) lalu. Mereka merasa harus meluruskannya sebab isu tersebut viral di media sosial.
Dalam narasi di media sosial itu, disebutkan KPU Grobogan diduga melakukan kecurangan karena membocorkan soal. Hal itu terlihat dari salah satu paslon yang terlihat sudah mempersiapkan jawaban saat ditanya oleh moderator.
Ketua KPU Grobogan Agung Sutopo menegaskan isu tersebut tidak benar. Sebab, pertanyaan baru dibawa oleh panelis sesaat sebelum debat dimulai. Sehingga, tidak mungkin paslon mengetahui pertanyaan-pertanyaan dalam debat, apalagi sampai menyiapkan jawabannya.
”Pertanyaan debat baru keluar dari kamar (dibawa panelis) pada last minute, sebelum debat dimulai. Tidak ada itu (kebocoran),” ujar Agung dalam konferensi pers di sebuah rumah makan di Purwodadi, Senin (11/11/2024) sore.
Agung mengatakan, sebelum menggelar debat yang hanya digelar sekali itu, pihaknya sudah enam kali menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak terkait. Dalam pertemuan itu ada perwakilan kedua paslon, media yang memfasilitasi, juga panelis.
”Kita sudah 6 kali pertemuan, mengundang semua paslon, media yang memfasilitasi, dan panelis. Semua berawal dari focus group discussion (FGD). Kami jaring permasalahan, di situ, kami akhirnya jadikan indikator. Tema debat, kemudian terbagi sub tema. Kita bicarakan pada LO dari masing-masing paslon,” imbuhnya.
Kemudian, semua paslon juga diberi kisi-kisi, indikator-indikator dari subtema tersebut. Agung memastikan semua paslon menerimanya. Kemudian, sesuai dengan tata tertib, semua paslon memang diperbolehkan membawa catatan dan alat tulis.
”Istilahnya, berimbang. Di dalam peraturan atau tata tertib, paslon diperbolehkan membawa catatan dan alat tulis ketika di panggung. Jadi semua bisa membawa catatan. Bisa membawa alat tulis. Terlihat ada framing bahwa pihak salah satu paslon membaca, kemudian mempersiapkan. Padahal, sama-sama (mempersiapkan),” bebernya.
Komisioner KPU Grobogan Ngatiman menambahkan, narasi yang menyebut KPU Grobogan curang dengan membocorkan soal cukup liar di media sosial. Karenanya, pihaknya meras perlu meluruskan informasi itu.
”Pemberitaan di media sosial, ada potongan-potogan narasi KPU tidak jujur, KPU curang, membocorkan soal. Terkait dengan hal itu menjadi liar. Kami dapat dari Bawaslu, dan dari media. Sehingga kami pandang perlu untuk menjernihkan (bahwa itu tidak benar),” tambahnya.
Editor: Cholis Anwar
