Keduanya awalnya dipulangkan oleh Ponpes pada Jumat (15/3/2024). Namun, hingga Sabtu keesokan harinya, keduanya tak kunjung sampai di rumah.
Keduanya pun dinyatakan hilang diduga terseret banjir. Benar saja, keduanya ditemukan meninggal pada Senin (18/3/2024), atau empat hari setelah dipulangkan dari Ponpes.
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan saat itu menjelaskan, jenazah dua santriwati tersebut ditemukan sekitar 500-750 meter dari lokasi awal diduga hanyut.
Saat itu, ratusan desa dari belasan kecamatan di Grobogan mengalami banjir yang parah. Bahkan Pendapa Kabupaten Grobogan juga terendam banjir beberapa hari. Ekonomi pun nyaris lumpuh dan meninggalkan kisah pilu.
Murianews, Grobogan – Selain hal-hal yang menyenangkan, peristiwa menyedihkan juga menghiasi hari-hari pada 2024 di Grobogan. Beberapa di antaranya, adalah peristiwa banjir pada Februari dan Maret 2024 di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Pada peristiwa tersebut, tiga bocah meninggal di tengah banjir yang menggenangi sawah. Sedangkan, dua santri meninggal terseret arus banjir saat harus pulang ke rumah karena pondoknya tergenang.
Peristiwa tiga bocah meninggal terjadi di area persawahan Dusun Mangunrejo, Desa Penawangan, Kecamatan Penawangan terjadi pada Kamis (8/2/2024). Saat itu, pemukiman masyarakat sudah tidak ada genangan, namun area persawahan masih tergenang.
Ketiga bocah seusia SD itu adalah Topan Aina Mandala (10), M Bima Saputro (9), dan Dinar Prima Cahya (11). Mereka yang tenggelam sebenarnya ada empat anak. Satu anak berhasil selamat.
Camat Penawangan Yunus Suryawan saat itu menjelaskan, di persawahan itu terdapat area genangan dengan kedalaman hingga dua meter. Diduga, para bocah itu terpeleset di titik tersebut.
Setelah berhasil dievakuasi, ketiganya dilarikan ke Klinik Kusnadi sebelum akhirnya dibawa ke IGD RSUD Soedjati Purwodadi. Banjir menggenangi puluhan desa di 16 kecamatan di Grobogan dan menjadi salah satu banjir terbesar yang melanda Grobogan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebulan kemudian, dua santriwati Ponpes Manbaul A’laa Purwodadi juga meninggal dunia karena banjir. Kedua santriwati tersebut bernama Nurul Fajriyah (19) warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi dan Shofiatul Lailiyyah (19) warga Desa Tunggak, Kecamatan Toroh.
Santri Meninggal...
Keduanya awalnya dipulangkan oleh Ponpes pada Jumat (15/3/2024). Namun, hingga Sabtu keesokan harinya, keduanya tak kunjung sampai di rumah.
Keduanya pun dinyatakan hilang diduga terseret banjir. Benar saja, keduanya ditemukan meninggal pada Senin (18/3/2024), atau empat hari setelah dipulangkan dari Ponpes.
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan saat itu menjelaskan, jenazah dua santriwati tersebut ditemukan sekitar 500-750 meter dari lokasi awal diduga hanyut.
Saat itu, ratusan desa dari belasan kecamatan di Grobogan mengalami banjir yang parah. Bahkan Pendapa Kabupaten Grobogan juga terendam banjir beberapa hari. Ekonomi pun nyaris lumpuh dan meninggalkan kisah pilu.
Editor: Budi Santoso