Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan Pradana Setyawan buka suara mengenai langkanya gas elpiji 3 kilogram atau gas melon dalam beberapa waktu belakangan ini.
Pria yang akrab disapa Danis itu menyatakan, langkanya gas melon memang disebabkan kebijakan larangan pengecer menjual gas melon beberapa waktu lalu. Kendati, aturan tersebut kemudian dicabut kembali.
”Jadi kelangkaan, (itu karena) kebutuhan masyarakat yang meningkat akibat kebijakan baru. Kemudian yang kedua, cuaca yang kurang baik di pelabuhan sehingga beberapa depo mengalami kendala,” kata dia, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, hari libur panjang beberapa waktu lalu juga berpengaruh terhadap kelangkaan gas melon. Sebab, pada hari libur tersebut tidak ada pengiriman gas.
Murianews, Grobogan – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram alias gas melon di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah belum berakhir hingga Senin (17/2/2025) hari ini.
Masih susahnya gas melon ini berimbas pada harga jual. Di mana, satu tabung gas melon ada yang sampai dijual hingga Rp 35 ribu dari harga aslinya di bawah Rp 20 ribu.
Nina, warga Desa Ringinharjo, Kecamatan Gubug menyebutkan, dirinya baru saja membeli dengan harga Rp 35 ribu. Menurutnya, harga tersebut dinilai sangat mahal.
Dia bahkan membandingkan dengan harga di tempat keluarganya di Kabupaten Demak yang hanya dijual Rp 23 ribu. Dia pun mengeluh karena pemerintah tak segera mampu menyetabilkan harga.
”Di sini Rp 35 ribu, tapi tetap dibeli karena butuh untuk masak. Padahal di desa keluarga saya di Bonang, Demak kemarin hanya Rp 23 ribu. Sebenarnya siapa sih yang menyembunyikan gas ini,” keluhnya.
Sementara itu, Tika, warga Desa Pilangpayung, Kecamatan Toroh mengaku masih sulit mendapatkan gas melon. Sebab, biasanya di toko kelontong dekat rumahnya tersedia, namun kini sudah tidak ada.
”Saya sudah ke mana-mana tapi tidak dapat. Biasanya di toko dekat rumah ada, tapi sekarang sudah tidak dapat setoran katanya,” ujar dia.
Sebagaimana diberitakan, kelangkaan gas melon di Grobogan sudah berlangsung sejak beberapa pekan belakangan ini. Penampakan warga membawa gas melon kosong kini jadi pemandangan yang jamak ditemui.
Kebutuhan Masyarakat yang Meningkat...
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan Pradana Setyawan buka suara mengenai langkanya gas elpiji 3 kilogram atau gas melon dalam beberapa waktu belakangan ini.
Pria yang akrab disapa Danis itu menyatakan, langkanya gas melon memang disebabkan kebijakan larangan pengecer menjual gas melon beberapa waktu lalu. Kendati, aturan tersebut kemudian dicabut kembali.
”Jadi kelangkaan, (itu karena) kebutuhan masyarakat yang meningkat akibat kebijakan baru. Kemudian yang kedua, cuaca yang kurang baik di pelabuhan sehingga beberapa depo mengalami kendala,” kata dia, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, hari libur panjang beberapa waktu lalu juga berpengaruh terhadap kelangkaan gas melon. Sebab, pada hari libur tersebut tidak ada pengiriman gas.
Danis mengatakan, sebanyak 78.400 tabung gas elpiji 3 kilogram atau gas melon telah didrop ke Grobogan. Harapannya, kuota tersebut dapat mencukupi kebutuhan di masyarakat.
Editor: Dani Agus