Petani Grobogan Kerap Ngeluh Soal Harga Gabah, Bulog Bisa Jadi Solusi?
Saiful Anwar
Kamis, 20 Februari 2025 10:13:00
Murianews, Grobogan – Petani Grobogan Jawa Tengah, kerap berkeluh kesah dengan rendahnya harga gabah. Mereka biasanya mengutarakan hal ini kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Grobogan.
Salah satu penyuluh yang kerap disambati petani Grobogan ialah Ketua PPL Toroh Siti Nur Sofiah. Ia mengaku kerap disambati petani mengenai harga gabah yang tidak sesuai harapan.
Siti menceritakan ini saat hadir dalam panen padi di Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Grobogan, pada Rabu (20/2/2025) kemarin.
Karena itulah, ketika ada program serap gabah petani oleh Bulog, ia langsung mendukung program tersebut.
”Kami sangat mendukung, karena ada kepastian harga. Memang petani itu kalau panen, panen raya itu harga, biasanya sambatnya ke kami. Ini sudah susah-susah berusaha sebaik-baiknya panen raya harganya jatuh,” ujar dia.
Dengan adanya kepastian harga dari Bulog, dia berharap akan semakin meningkatkan kesejahteraan para petani. Apalagi, angka yang dipatok Bulog naik menjadi Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 6.000 per kilogram gabah.
”Harapannya, ini bisa menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani karena ada kepastian harga ini, apalagi ini naik dari sebelumnya Rp 6.000,” tuturnya.
Komitmen harga stabil...
Sebelumnya diberitakan, gabah petani milik Gapoktan Sedyo Utomo di Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh dibeli Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Harga itu sebenarnya lebih rendah dari harga pasaran saat ini, yakni sekitar Rp 6.600 hingga Rp 6.700 per kilogram.
Namun, para petani tetap berkomitmen menjual ke Bulog karena terkait kepastian harga. Sebab, harga di tengkulak sangat dinamis, sebagaimana dialami para petani pada musim tanam dua (MT-2) yang lalu, seharga Rp 4.500 per kilogram.
Secara keseluruhan, ada total 50 hektar sawah Gapoktan yang dikerjasamakan dengan Bulog. Dalam satu hektar sawah, kali ini diprediksi mampu menghasilkan sekitar 7 ton.
Adapun kerjasama tersebut dilakukan untuk mewujudkan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dengan begitu, Indonesia yang mayoritas masyarakatnya petani tidak perlu impor beras.
Editor: Anggara Jiwandhana



