Adapun untuk menggenjot kenaikan berat badan (BB) bagi bayi, Dinkes Grobogan tahun ini hanya bisa memberikan Pangan Diet Khusus (PDK) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Hal itu telah sesuai standar gizi dengan berbasis kearifan lokal.
Lebih lanjut dia menyebut, program itu diberikan bagi anak dengan kriteria tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya. Kemudian berat badannya pada kartu menuju sehat (KMS) terletak di garis merah.
Menurutnya, program-program tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karenanya, pihaknya menyayangkan adanya pemangkasan anggaran besar-besaran dari pusat. Pihaknya pun kini tengah mengupayakan sumber anggaran lain, bahkan dari CSR perusahaan.
Murianews, Grobogan – Kasus gizi buruk di Grobogan, Jawa Tengah terus bertambah di awal tahun 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) sendiri Grobogan baru saja menemukan 30 kasus gizi buruk baru di bulan Januari kemarin.
Hal itu tentu menambah daftar kasus gizi buruk di Grobogan yang telah mencapai lebih seratus kasus pada tahun lalu yang mencapai 116 kasus. Kemudian ditambah 30 kasus baru ini, jumlah keseluruhannya mencapai 146 kasus.
Plt Sub Koordinator Gizi, Remaja dan Usia Lanjut (Usila) Dinkes Grobogan Rumia Magdalena mengatakan, dari 30 kasus baru tersebut, satu di antarnya meninggal dunia. Sedang 29 kasus lainnya dinyatakan sembuh.
”Kalau total, ada 146 kasus. Dari jumlah ratusan kasus itu, paling kecil dialami balita usia 5 bulan,” kata dia, Selasa (4/3/2025).
Dia mengungkapkan, rata-rata balita yang mengalami gizi buruk diakibatkan penyakit penyerta seperti TBC hingga bronkopneumonia. Dia menekankan, kasus gizi buruk menjadi perhatian khusus pemerintah.
Kini, ratusan anak yang terdata kekurangan gizi itu juga telah mendapatkan penanganan rawat jalan hingga di rumah sakit (RS). Mereka juga mendapatkan pendampingan petugas puskesmas setempat.
Rumia menyebut, gizi buruk juga bisa disebabkan karena infeksi dan kurangnya asupan nutrisi. Karenanya, rata-rata dialami oleh masyarakat prasejahtera atau miskin.
Upaya penanggulangan...
Adapun untuk menggenjot kenaikan berat badan (BB) bagi bayi, Dinkes Grobogan tahun ini hanya bisa memberikan Pangan Diet Khusus (PDK) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Hal itu telah sesuai standar gizi dengan berbasis kearifan lokal.
”PMT lokal ini penting, jadi bayi harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin dan mineral. Ini untuk meningkatkan BB bagi anak yang mengalami malnutrisi dan stunting,” jelas dia.
Lebih lanjut dia menyebut, program itu diberikan bagi anak dengan kriteria tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya. Kemudian berat badannya pada kartu menuju sehat (KMS) terletak di garis merah.
Menurutnya, program-program tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karenanya, pihaknya menyayangkan adanya pemangkasan anggaran besar-besaran dari pusat. Pihaknya pun kini tengah mengupayakan sumber anggaran lain, bahkan dari CSR perusahaan.