Investor tersebut berasal dari Belarus, Singapura, Denmark, Jepang serta beberapa lainnya dari dalam negeri. Mereka disebut telah melakukan pejajakan awal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Grobogan Mokamat mengungkapkan, investor dari Denmark dan Jepang menjadi yang paling antusias. Perwakilan kedua negara bahkan sudah memverifikasi langsung ke lapangan.
”Minat kedua negara ini sangat besar. Mereka telah meninjau langsung kondisi TPA dan kesiapan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah,” ujar dia, Jumat (16/5/2025).
Untuk proses awal, para investor itu diajak ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk mendapatkan pemaparan tentang strategi penanganan sampah di Grobogan.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah daerah tengah mencari mitra untuk mengembangkan pengelolaan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). RDF tersebut akan digunakan Semen Grobogan sebagai off taker atau pengguna akhir.
Murianews Grobogan – Sejumlah investor asing tertarik kelola sampah di TPA Ngembak Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Investor tersebut berasal dari Belarus, Singapura, Denmark, Jepang serta beberapa lainnya dari dalam negeri. Mereka disebut telah melakukan pejajakan awal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Grobogan Mokamat mengungkapkan, investor dari Denmark dan Jepang menjadi yang paling antusias. Perwakilan kedua negara bahkan sudah memverifikasi langsung ke lapangan.
”Minat kedua negara ini sangat besar. Mereka telah meninjau langsung kondisi TPA dan kesiapan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah,” ujar dia, Jumat (16/5/2025).
Untuk proses awal, para investor itu diajak ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk mendapatkan pemaparan tentang strategi penanganan sampah di Grobogan.
Dia menjelaskan, saat ini pemerintah daerah tengah mencari mitra untuk mengembangkan pengelolaan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). RDF tersebut akan digunakan Semen Grobogan sebagai off taker atau pengguna akhir.
”Jika penanganan sampah sepenuhnya ditanggung APBD, maka sektor lain bisa terdampak. Karena itu, kerja sama dengan investor menjadi solusi yang efisien,” imbuhnya.
Bahan Bakar...
RDF nantinya menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Proyek tersebut dinilai menarik karena selain mengatasi persoalan sampah, juga menghasilkan energi terbarukan yang langsung dimanfaatkan di wilayah setempat.
”Investor tidak hanya membantu pengelolaan limbah, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari nilai tambah sampah yang diubah menjadi energi,” lanjut Kepala DLH Grobogan Mokamat.
Pemkab Grobogan menargetkan tahun ini bisa ditetapkan skema kerja sama dan pihak investor terbaik.
Saat ini, berbagai opsi masih dibuka. Tentu dengan prinsip agar semua pihak memperoleh manfaat dan tidak ada yang dirugikan.
”Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak. Yang terpenting adalah tercipta sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak,” tegas dia.
Editor: Zulkifli Fahmi