”Kita tidak bisa hanya menunggu air surut. Kalau bisa, kita cari tambahan pompa lagi agar warga cepat pulang ke rumah masing-masing,” imbuhnya.
Dijelaskannya, Pemprov akan berkoordinasi dengan Pemkab untuk membantu BBWS memetakan Daerah Aliran Sungai mana yang perlu segera dinormalisasi.
”Kalau bisa dibantu bareng-bareng, akan lebih cepat. Kita hitung mana yang perlu dinormalisasi, mana yang bisa dikerjakan bersama. Prinsipnya gotong royong,” kata dia.
Gus Yasin pun mengajak masyarakat di daerah hulu untuk ikut berperan aktif. Salah satunya dengan menanam pohon agar air tidak langsung mengalir deras ke wilayah bawah.
Murianews, Grobogan – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin menyebutkan, Kabupaten Grobogan yang terlalu mudah dilanda banjir mengindikasikan adanya kerusakan lingkungan di bagian atas. Menurutnya, kerusakan itu harus segera dibenahi.
Itu diungkapkan Gus Yasin saat berkunjung ke titik banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (21/5/2025).
”(Menurut warga) kalau hujan turun seharusnya air dari hulu baru sampai ke desa ini dalam waktu tujuh jam. Tapi sekarang hanya dua jam sudah banjir. Ini menunjukkan ada kerusakan lingkungan di bagian atas yang harus segera dibenahi,” ujar Gus Yasin.
Pada kesempatan itu, dia menegaskan agar normalisasi sungai segera dilakukan, selain penanganan komprehensif dari hulu hingga hilir. Sebab selama satu tahun terakhir, banjir tercatat telah terjadi tiga kali di Grobogan.
Gus Yasin pun menyoroti pentingnya penguatan tanggul-tanggul kritis dan normalisasi sungai. Ia juga menekankan perlunya penanaman kembali pohon besar di hulu serta pelibatan masyarakat dalam menjaga bantaran sungai.
”Bantaran sungai jangan dijadikan lahan pertanian. Kalau menanam pisang atau ketela di sana, saat banjir datang, semua hanyut jadi sampah dan memperparah kondisi,” kata dia saat melihat titik lokasi tanggul jebol yang berjarak 400 meter dari pengungsian itu.
Ia menegaskan, banjir yang menjadi bencana langganan di desa setempat menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pihaknya melalui BPBD pun telah menyiagakan empat pompa air di lokasi banjir.
Sistem Peringatan Dini...
Untuk jangka panjang, Pemprov tengah mengkaji pemasangan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) agar warga bisa lebih waspada terhadap potensi banjir berikutnya.
”Kita tidak bisa hanya menunggu air surut. Kalau bisa, kita cari tambahan pompa lagi agar warga cepat pulang ke rumah masing-masing,” imbuhnya.
Dijelaskannya, Pemprov akan berkoordinasi dengan Pemkab untuk membantu BBWS memetakan Daerah Aliran Sungai mana yang perlu segera dinormalisasi.
”Kalau bisa dibantu bareng-bareng, akan lebih cepat. Kita hitung mana yang perlu dinormalisasi, mana yang bisa dikerjakan bersama. Prinsipnya gotong royong,” kata dia.
Gus Yasin pun mengajak masyarakat di daerah hulu untuk ikut berperan aktif. Salah satunya dengan menanam pohon agar air tidak langsung mengalir deras ke wilayah bawah.
Dalam kesempatan itu, putra almarhum kiai kharismatik Maimoen itu juga sempat meninjau dapur umum yang dikelola relawan Tagana dan dibantu TNI/Polri. Ia mengecek proses memasak dan ketersediaan bahan pokok, serta memberi semangat kepada para relawan.
Editor: Zulkifli Fahmi