”Tetapi kalau jaraknya sama, nanti nilainya yang akan menentukan. Sebenarnya, calon murid bisa melihat, tahun kemarin zonasinya seberapa, kalau sekiranya masih masuk, ya kemungkinan masuk,” bebernya.
Kemudian, jika melalui jalur domisili tidak masuk, masih bisa melalui jalur lain seperti prestasi dan afirmasi. Dijelaskannya, saat ini sistem sudah terintegrasi dengan data base, sehingga sistem yang nantinya menentukan apakah siswa bisa masuk atau gugur.
”Banyak jalur yang bisa ditemuh. Ada prestasi, afirmasi yang sudah terintegrasi dengan data base seperti ATS (anak tidak sekolah), DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial),” bebernya.
Murianews, Grobogan – Seluruh SMAN di Kabupaten Grobogan dan pada umumnya di Jawa Tengah telah membuka pendaftaran akun untuk Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025/2026.
SPMB menggantikan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang berlaku sebelumnya.
Kasi SMA pada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Jawa Tengah Sarwandi menjelaskan, ada empat jalur yang bisa dipilih dengan presentase yang berbeda.
Yakni, jalur domisili minimal 33 persen dari total kuota, jalur afirmasi minimal 32 persen, jalur prestasi minimal 30 persen, dan jalur mutasi maksimal 5 persen.
”Seluruh SMAN saat ini dalam tahap pengajuan akun, sejak Senin (26/5/2025). Dalam dua hari, sudah ada 60 ribu lebih (seluruh SMAN di Grobogan dan Blora, red) pengajuan akun,” ujar Sarwandi, Rabu (28/5/2025).
Sesuai jadwal yang tertera dalam laman SPMB Pemprov Jateng, pengajuan akun dilakukan pada 26 Mei-12 Juni 2025. Kemudian verifikasi akun pada 27 Mei-12 Juni 2025.
Selanjutnya, aktivasi akun dilakukan pada 3-12 Juni 2025, kemudian pendaftaran sekolah dilakukan pada 14-18 Juni 2025. Hasil SPMB akan diumumkan paling lambat pada 21 Juni 2025, kemudian daftar ulang dilakukan pada 23-25 Juni 2025.
Sarwandi menjelaskan, penentuan jalur domisili ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan masing-masing. Dijelaskannya, untuk siswa yang jaraknya jauh akan otomatis tersaring dari sistem.
Banyak Jalur SPMB...
”Tetapi kalau jaraknya sama, nanti nilainya yang akan menentukan. Sebenarnya, calon murid bisa melihat, tahun kemarin zonasinya seberapa, kalau sekiranya masih masuk, ya kemungkinan masuk,” bebernya.
Kemudian, jika melalui jalur domisili tidak masuk, masih bisa melalui jalur lain seperti prestasi dan afirmasi. Dijelaskannya, saat ini sistem sudah terintegrasi dengan data base, sehingga sistem yang nantinya menentukan apakah siswa bisa masuk atau gugur.
”Banyak jalur yang bisa ditemuh. Ada prestasi, afirmasi yang sudah terintegrasi dengan data base seperti ATS (anak tidak sekolah), DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial),” bebernya.
Editor: Dani Agus
