”Setelah ditemukan, Perempuan Semarang ini langsung didampingi oleh petugas untuk melanjutkan perjalanan ke tujuannya,” jelasnya.
Wahyu pun mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi navigasi, terutama saat melewati daerah yang belum dikenal atau minim sinyal.
Dia mengimbau warga yang bepergian ke wilayah baru agar memastikan jalur kondisi aman. Kemudian juga sebaiknya bertanya ke penduduk setempat.
Murianews, Grobogan – Seorang perempuan Semarang tersesat hutan Grobogan tepatnya di kawasan hutan yang masuk Desa Panimbo, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, pada Minggu siang (8/6/2025) siang. Usut punya usut penyebabnya adalah Google Maps!
Perempuan Semarang tersesat itu bernama Suciatul Khoeroyaroh (49) itu tersesat usai mengikuti panduan arah dengan aplikasi Google Maps. Beruntung, warga Kecamatan Tembalang, Semarang itu dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, kronologi evakuasi perempuan semarang tersesat tersebut.
Dia dilaporkan tersesat sekitar pukul 10.40 WIB. Laporan diterima oleh Pusdalops BPBD Grobogan dari grup WhatsApp masyarakat.
”Saat itu yang bersangkutan tengah dalam perjalanan menuju Dusun Kedungdal, Desa Padas, Kecamatan Kedungjati. Namun karena mengikuti panduan dari Google Maps, ia justru terbawa masuk ke dalam kawasan hutan yang cukup terpencil,” ujar Wahyu.
Setelah menerima laporan itu, pihaknya pun segera mengerahkan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD untuk melakukan pencarian. Kemudian pada pukul 12.31 WIB, perempuan itu berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
Evakuasi perempuan Semarang tersesat ini dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur. Antara lain TNI, Polri, TRC BPBD Grobogan, Perhutani KPH Semarang, Pemerintah Desa Panimbo, Bagana, serta warga masyarakat setempat.
Dipandu ke tempat tujuan...
”Setelah ditemukan, Perempuan Semarang ini langsung didampingi oleh petugas untuk melanjutkan perjalanan ke tujuannya,” jelasnya.
Wahyu pun mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi navigasi, terutama saat melewati daerah yang belum dikenal atau minim sinyal.
Dia mengimbau warga yang bepergian ke wilayah baru agar memastikan jalur kondisi aman. Kemudian juga sebaiknya bertanya ke penduduk setempat.
Editor: Anggara Jiwandhana