Gunungan itu terbentuk akibat suhu dan tekanan di bawah permukaan bumi. Bersama gas alam, lumpur itu bergerak melalui retakan batuan menuju permukaan.
”Saat mencapai permukaan, tekanan gas membuat air dan lumpur terlepas dalam bentuk letupan atau bledug,” jelasnya.
Murianews, Grobogan – Sebuah gunung lumpur kecil di dekat Gunung Lumpur Bleduk Kramesan di Dusun Medang, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah baru-baru ini menarik perhatian.
Gunung lumpur kecil ini jaraknya tak jauh dari Bleduk Kramesan. Kira-kira jaraknya 50 meter dari gunungan setinggi 20-an meter tersebut. Usia gunungan lumpur yang lebih kecil itu juga disebut-sebut juga lebih muda.
Menurut Kasi Energi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto, gunungan lumpur anakan tersebut terbentuk di dekat kepundan utama dan kadang berpindah-pindah letaknya.
Dijelaskannya, fenomena tersebut umum terjadi di kawasan mud volcano atau gunung lumpur.
”Retakan batuan di bawah tanah kadang bercabang dari jalur utamanya. Fluida lumpur yang mengandung gas bisa keluar melalui percabangan kecil ini, membentuk gunung lumpur anakan,” terangnya, Senin (11/8/2025).
Menurut Sinung, retakan-retakan kecil tersebut terkadang membentuk zona tertentu sehingga kepundan atau kawah lumpur bisa berpindah-pindah. Hal ini juga dijumpai di lokasi-lokasi lain seperti Bledug Kuwu, Kesongo, maupun fenomena Baby Volcano.
Secara umim ia menjelaskan, munculnya gunungan lumpur itu akibat massa lumpur yang belum membatu di dalam formasi batuan.
Berbahaya?
Gunungan itu terbentuk akibat suhu dan tekanan di bawah permukaan bumi. Bersama gas alam, lumpur itu bergerak melalui retakan batuan menuju permukaan.
”Saat mencapai permukaan, tekanan gas membuat air dan lumpur terlepas dalam bentuk letupan atau bledug,” jelasnya.
Sinung menambahkan, fenomena gunung lumpur anakan di Bledug Kramesan masih bersifat alami dan tidak membahayakan selama jarak aman pengunjung tetap terjaga.
Editor: Anggara Jiwandhana
