Kamis, 20 November 2025

Murianews, Grobogan – Sebanyak 142 pemandu karaoke dan pengelola kafe di kawasan Letter S, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dites HIV.

Total ada 14 kafe karaoke yang pemandu dan pengelolanya dites oleh petugas dari Dinas Kesehatan Grobogan.

Sayangnya, hasil tes tersebut tidak diungkap ke publik. Dinas Kesehatan Grobogan enggan memberikan informasi hasil tes tersebut.

Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Grobogan, Gunawan Cahyo Utomo mengungkapkan, selain skrining HIV, petugas juga melakukan tes Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya.

”Skrining dilakukan melalui layanan Voluntary Counselling and Testing (VCT) mobile. Skrining dilakukan pada dini hari saat kafe karaoke itu beroperasi,” kata dia, Selasa (12/8/2025).

Dalam skrining itu, Dinkes Grobogan turut menggandeng tim VCT Puskesmas Toroh 1, Yayasan Soko Guru, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Grobogan, dan sejumlah unsur lain. Hal itu untuk memastikan pelaksanaan berjalan aman dan lancar.

”VCT kami lakukan dengan metode skrining cepat. Sebagian sampel diperiksa langsung di Puskesmas Toroh 1, sebagian lainnya dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan,” imbuh dia.

Dijelaskannya, saat hasil skrining menunjukkan reaktif atau positif, petugas langsung memberikan konseling dan edukasi kepada yang bersangkutan maupun pihak pengelola tempat hiburan. Pasien kemudian diarahkan untuk memulai pengobatan di puskesmas terdekat.

Kelompok Bersisiko Tinggi... 

Gunawan menambahkan, pendekatan dilakukan secara persuasif agar pasien mau menjalani pengobatan secara rutin dan konsisten.

Diungkapkannya, tak hanya di kawasan Toroh, program VCT mobile juga sudah berlangsung di Kecamatan Purwodadi, Gubug, Pulokulon, Wirosari, dan Tawangharjo.

Dijelaskan, ke depan cakupan skrining akan diperluas ke seluruh wilayah Grobogan yang memiliki tempat hiburan malam.

”Skrining ini tidak hanya menyasar kafe karaoke, tetapi juga lokalisasi dan kelompok berisiko tinggi lainnya,” kata dia.

Ia menegaskan, menjamurnya tempat hiburan malam menjadikan kelompok pekerja di sektor tersebut sebagai populasi kunci penularan HIV/AIDS. Karena itu, deteksi dini melalui VCT sangat penting untuk memutus mata rantai penularan.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler