Sementara itu, di SMAN 1 Purwodadi, sempat terjadi keterlambatan distribusi. Akibatnya, sebagian siswa sudah menerima makanan sementara yang lain masih menunggu.
Sekda memaparkan, penting untuk dilakukan perbaikan mekanisme agar distribusi tepat waktu. Juga tentu tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
”Program ini bukan sekadar makan gratis, tapi investasi jangka panjang bagi masa depan anak-anak Grobogan. Setiap piring yang tersaji adalah harapan lahirnya generasi sehat, kuat, dan cerdas,” kata Anang.
Murianews, Grobogan – Satuan Tugas Percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengecek pelaksanaan MBG ke sejumlah sekolah. Hasilnya, ada beberapa temuan yang patut menjadi perhatian.
Rombongan yang dipimpin Sekda Anang Armunanto itu meninjau dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum hingga sejumlah sekolah.
”Kemarin kami mengecek pelaksanaan MBG di SPPG dan sekolah, dari SD, SMP, dan SMA. Ada beberapa temuan, tapi secara keseluruhan berjalan baik,” ujar dia, Selasa (26/8/2025).
SPPG yang disambangi yakni unit di Jalan Hayam Wuruk dan DI Panjaitan. Sedangkan sekolah yang disambangi yakni SD Negeri 9 Purwodadi, SMPN 1 Purwodadi dan SMAN 1 Purwodadi.
Di SDN 9 Purwodadi, satgas mencatat menunya yakni nasi, lauk, sayur, dan buah yang dikemas dalam wadah tertutup. Di antara wadah itu, ada satu yang tanpa lauk ayam.
Anang menyatakan ia juga sempat berdialog dengan siswa mengenai kebiasaan makan. Hasilnya, sebagian besar anak mengaku rutin makan.
Meski demikian, ada yang kadang menolak karena beberapa alasan, seperti nasi terlalu lembek, lauk keras, atau sudah terlanjur jajan.
”Beberapa murid kurang menyukai sayur dan buah, tapi biasanya makanan yang tersisa dibagikan kepada teman agar tidak terbuang,” bebernya.
Tak Berselera...
Di SMPN 1 Purwodadi, Satgas mencatat ada siswa yang menunda makan atau tidak menghabiskan karena belum berselera.
Sementara itu, di SMAN 1 Purwodadi, sempat terjadi keterlambatan distribusi. Akibatnya, sebagian siswa sudah menerima makanan sementara yang lain masih menunggu.
Sekda memaparkan, penting untuk dilakukan perbaikan mekanisme agar distribusi tepat waktu. Juga tentu tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
”Program ini bukan sekadar makan gratis, tapi investasi jangka panjang bagi masa depan anak-anak Grobogan. Setiap piring yang tersaji adalah harapan lahirnya generasi sehat, kuat, dan cerdas,” kata Anang.
Editor: Zulkifli Fahmi
