Rabu, 19 November 2025

Murianews, Gunungkidul – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bermagnitudo 4,5 berada di zona megathrust.

Hal ini setelah BMKG memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Hasilnya, diketahui gempa Gunungkidul yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust).

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono sebagaimana dilansir dari Liputan 6, Kamis (12/9/2024).

”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust),” katanya

Ia pun menjelaskan, gempa bermagnitudo 4,5 yang menggetarkan wilayah Gunungkidul terjadi Kamis (12/9/2024) pagi, pukul 10.25.13 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Gunungkidul ini memiliki parameter dengan magnitudo M4,5.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8.72° LS; 110.25° BT tepatnya di laut pada jarak 90 km arah BaratDaya Gunungkidul, DIY dengan kedalaman 30 Km.

Daryono juga mengatakan, guncangan gempa Gunungkidul ini turut dirasakan di daerah Gunungkidul, Bantul, Pacitan, Wonogiri II MMI (Getaran dirasakan sedikit orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," katanya.

Hingga hari Kamis, 12 September 2024 pukul 11.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan gempa ini merupakan bagian rangkaian gempa Gunungkidul M5,8 yang terjadi pada Senin, 26 Agustus 2024 pukul 19.57.42 WIB, dan telah tercatat adanya 258 kali gempa susulan (aftershock).

”Selain itu, telah juga tercatat adanya 258 kali gempa bumi susulan atau aftershock,” tutup Dayono

Komentar