Ia menjelaskan bahwa alasan tidak digunakannya nama Ranai, dikarenakan adanya kecenderungan beberapa proyek infrastruktur untuk memilih nama berdasarkan tokoh sejarah atau peristiwa penting yang berhubungan dengan wilayah tersebut.
Selain itu, penggunaan nama yang memiliki daya tarik tertentu, bisa menjadi bagian dari strategi untuk mempromosikan daerah sebagai tujuan wisata atau meningkatkan citra bandara.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengusulkan agar bandara Ranai naik menjadi kelas II.
”Selain perubahan nama, kami juga mengusulkan agar Bandara Ranai menjadi kelas II,” tambahnya
Murianews, Natuna – Nama Bandar Udara (Bandara) Ranai di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), diusulkan untuk diubah. Usulan tersebut muncul dari dari permintaan Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad (Lanud RSA).
Dalam proses yang ada, nama Bandara Ranai itu diusulkan untuk diubah menjadi Bandara Raden Sadjad. Nama yang sama dengan Lanud RSA.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Ranai Ade Yuliana, mengatakan Raden Sadjad merupakan nama seorang anggota TNI Angkatan Udara perintis pangkalan udara di wilayah itu.
Menurut dia, Bandara Ranai diresmikan Presiden Ketujuh Republik Indonesia Joko Widodo pada 2016.
Sedangkan usulan perubahan nama dimulai sejak 2019 dan sudah mendapat dukungan dari berbagai pihak melalui surat persetujuan, yaitu Gubernur Kepri, Bupati Natuna, DPRD Natuna, masyarakat adat, pihak keluarga Raden Sadjad, dan pengelola bandara.
”Pak Suroso (pimpinan bandara 2019) mengawali perubahan nama ini, saat itu satu persyaratan masih kurang yakni poin dua (Persetujuan DPRD Provinsi Kepri), kemudian di 2024 kita mulai lagi untuk diajukan ke Kementerian Perhubungan,” ujarnya.
Menurut dia, perubahan nama didasari dari permintaan Pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad (Lanud RSA), sebagai penghargaan kepada Mayor Udara Raden Sadjad.
”Kami sudah ketemu dengan DPRD tingkat satu (provinsi) dan sudah keluar surat persetujuannya,” terangnya.
Diambil dari nama tokoh...
Ia menjelaskan bahwa alasan tidak digunakannya nama Ranai, dikarenakan adanya kecenderungan beberapa proyek infrastruktur untuk memilih nama berdasarkan tokoh sejarah atau peristiwa penting yang berhubungan dengan wilayah tersebut.
Selain itu, penggunaan nama yang memiliki daya tarik tertentu, bisa menjadi bagian dari strategi untuk mempromosikan daerah sebagai tujuan wisata atau meningkatkan citra bandara.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengusulkan agar bandara Ranai naik menjadi kelas II.
”Selain perubahan nama, kami juga mengusulkan agar Bandara Ranai menjadi kelas II,” tambahnya
