Rabu, 19 November 2025

Menurut Anis, kecepatan dan ketidakjelasan informasi di era kini menjadi penghalang utama bagi manusia untuk membangun akhlak yang kokoh dan mengenali persoalan-persoalan mendasar dalam hidupnya.

Senada dengan Anis, narasumber Ali Fatkhan menduga kegagalan membangun akhlak bisa berakar dari ketakutan manusia untuk menghadapi kenyataan diri.

Ia mengibaratkan kondisi ini seperti orang yang takut memeriksakan kesehatan karena khawatir akan diagnosis buruk.

Sementara itu, Afthonul Afif menekankan pentingnya berpikir kritis sebagai langkah awal pembentukan akhlak yang baik.

Ia menilai bahwa masyarakat saat ini kekurangan mekanisme penyaringan informasi yang efektif, sehingga rentan terhadap bias kognitif dan menerima mentah-mentah segala informasi yang beredar.

”Saat ini ketika ilmu pengetahuan dan informasi diterima banyak orang kemudian diterima begitu saja tanpa proses screening yang baik. Kita tak pernah menanyakan status kebenarannya,” ujarnya.

Afif menyoroti ironi di mana negara-negara maju justru kembali menekankan pendidikan etika dan akhlak. Ia mencontohkan China, meskipun unggul dalam sains dan kecerdasan buatan (AI), tetap mewajibkan siswa sekolah dasar untuk menulis tangan.

Hal ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya kemampuan bernalar yang mendasar bagi kemajuan bangsa. China bahkan memberikan fasilitas terbaik untuk penelitian neuroscience dan sains kognitif, melibatkan para ahli untuk memimpin inovasi di bidang AI.

Karakter Bangsa...

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler