”Penguasaan bahasa asing menjadi faktor penting dalam menjawab kebutuhan pasar kerja global, seperti Jepang dan negara-negara berbahasa Inggris,” pungkas Christina Aryani.
Murianews, Jakarta – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) mulai berfokus pada pengembangan terapi spa sebagai sektor potensial untuk penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di bidang hospitality.
Langkah ini diambil setelah KemenP2MI mendapat masukan dari para duta besar Indonesia di beberapa negara berkembang.
”Berdasarkan masukan dari para dubes kita yang pernah saya temui, spa terapis menjadi sektor yang perlu kita seriusi,” kata Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani seperti dilansir Antara, Kamis (29/5/2025).
Christina menjelaskan KemenP2MI telah menjajaki berbagai LPK yang khusus melatih terapis spa profesional, seperti Mandara Spa Training Centre, Nirvana Bali Spa, dan Bali Saraswati Spa Academy.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengamati langsung proses pelatihan, kurikulum, dan kesiapan lulusan untuk bekerja di luar negeri, tidak hanya di hotel-hotel domestik.
Selain itu, KemenP2MI berencana menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk meningkatkan branding terapi spa Indonesia di pasar internasional.
Christina mengakui bahwa selama ini branding terapi spa di luar negeri masih didominasi oleh Thailand, padahal Indonesia memiliki potensi besar.
”Padahal Indonesia bisa juga mengambil peluang ini, diperlukan branding dan upaya yang lebih strategis dari pemerintah,” ujarnya.
Gandeng LPK...
Christina juga menekankan pentingnya bagi LPK sektor hospitality untuk menambahkan kurikulum bahasa dengan tujuan khusus yang disesuaikan dengan negara tujuan penempatan.
”Penguasaan bahasa asing menjadi faktor penting dalam menjawab kebutuhan pasar kerja global, seperti Jepang dan negara-negara berbahasa Inggris,” pungkas Christina Aryani.