Rabu, 19 November 2025


Banjir yang mengepung sejak dua pekan lalu itu, membuat aktivitas warga di dua dukuh tersebut terbatas. Untuk beraktivitas, mereka hanya bisa menggunakan perahu.

Kepala Desa Banjarsari, Sudiman mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Ia menjelaskan, banjir diakibatkan luapan Sungai Silugonggo yang tak mampu menampung debit air hujan.

Luapan sungai itu pun membuat dua dukuh tersebut terisolasi. Akses jalan menuju dukuh tersebut terputus. Ketinggian banjir berkisar 10 cm hingga 100 cm.

’’Jalan tidak bisa dilewati kendaraan. Semua pakai perahu,’’ ujar dia.

Baca: BPBD Pati Tegaskan Tak Sunat Bantuan Banjir, Ini Penjelasannya

Mulai dari berangkat kerja, sekolah, hingga mencari bahan makanan, warga hanya bisa menggunakan perahu. Terlihat puluhan perahu terjejer di pinggir jalan desa itu.

Jalan desa yang sudah diurug digunakan untuk parkir kendaraan. Setelah menerjang banjir pakai perahu, mereka menggunakan kendaraan pribadi untuk ke lokasi tujuan.’’Ini pakai perahu karena banjir di jalan desanya sudah tinggi. Ketinggian sekitar satu perut orang dewasa dan ada yang sepaha. Jadi setiap hari naik perahu,’’ kata seorang siswa yang hendak berangkat sekolah.Warga lainnya, Kasnari menambahkan, banjir di desanya sudah sering terjadi. Banjir pasang-surut sejak empat bulan yang lalu.’’Aktivitas agak lambat. Setiap rumah hampir semuanya punya perahu,’’ pungkas dia.Diketahui, sebanyak 685 rumah di desa ini tergenang banjir. Warga yang terdampak sekitar 1.400 jiwa. Selain rumah dan jalan, gedung SD dan beberapa tempat ibadah juga tergenang banjir. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler