Petani Bawang Pati Rugi, Pemerintah Diminta Turun Tangan
Umar Hanafi
Sabtu, 9 September 2023 15:15:00
Murianews, Pati – Ratusan petani bawang merah Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah (Jateng), mengalami kerugian saat musim kemarau 2023 ini. Pemerintah pun diminta turun tangan.
Kepala Desa (Kades) Ngurenrejo Kasnawi mengungkapkan, musim kemarau membuat ongkos produksi petani di desanya membengkak. Petani harus merogoh kocek lebih dalam untuk melakukan merawat tanamannya.
Kemarau membuat pasokan air dari sungai maupun hujan berkurang, sehingga biaya penyiraman bertambah. Selain itu, hama semakin bertambah saat musim ini.
Seluas 300 hektar lahan yang ditanami bawang merah di desanya pun butuh penanganan ektra. Kondisi ini diperparah dengan harga jual bawang merah merosot tajam. Sehingga penurunan harga komoditas ini berdampak terhadap ekonomi warganya.
”Harga di pasaran Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu. Artinya dengan harga segitu, petani maupun pengepul rata-rata merugi,” ungkap Karnawi.
Pihaknya mengungkapkan bahwa penurunan bawang merah ini jauh dari harga semestinya. Yakni yang diatur dalam Permendag Nomor 96 tahun 2018 bahwa biaya produksi petani sebesar Rp 18 ribu.
Penurunan harga bawang merah di tingkat petani ini disebutnya sudah berlangsung sejak beberapa terakhir. Sehingga kondisi ini sangat berdampak terhadap petani maupun pengepul.
”Harga mulai turun Juli, Agustus parah. Juli itu harga Rp 16 ribu terus turun sampai sekarang. Berarti sudah 2 bulan lebih,” kata dia.
Ia pun berharap ada penanganan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Para petani berharap ada solusi agar mereka tidak semakin merugi di saat musim kemarau
”Mudah-mudahan pemerintah bisa mengusahakan agar biaya operasionalnya yang murah, tapi petani untung. Konsumen juga senang. Menurut Permendag paling tidak harga normalnya 18 ribu,” harap dia.
Editor: Cholis Anwar



