
Murianews, Pati – Tradisi Meron, Sukolilo, Pati, kembali digelar tahun ini. Berbagai acara disuguhkan untuk memperingati Hari Maulud Nabi Muhammad itu.
Upacara adat Meron sendiri sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini dilakukan masyarakat Sukolilo setiap tanggal 12 Mulud penanggalan Aboge atau tanggal 13 Rabiulawal tahun Hijriyah.
Perayaan Meron terkait erat dengan keberadaan gunungan. Gunungan terbuat dari beberapa jenis makanan yang terbuat dari beras ketan yang disusun tiga tingkatan seperti gunung. Makanan tersebut antara lain, cucur, once dan ampyang.
Selain didoakan, dalam upacara Meron juga dibacakan sejarah penyelenggaraan Meron yang pertama kali dilakukan sejumlah abdi dalem Mataram di Pati.
Salah satu panitia, Singgih Cahyo Aji mengatakan ada berbagai rangkaian sebelum upacara adat Meron digelar. Mulai dari khataman Alquran pada pembacaan manakib pada Selasa (27/9/2023), karnaval budaya kada Kamis (28/9/2023) dan upacara adat Meron pada Jumat (29/9/2023).
”Terus puncaknya di hari Jumat ada acara adat. Setiap tahun memang digelar. Untuk memperingati Hari Maulud Nabi Muhammad. Kalau meriahnya, insyaallah lebih meriah tahun ini,” kata Aji kepada Murianews.com, Senin (25/9/2023).
Ia memastikan acara tahun ini bakal lebih meriah daripada tahun sebelumnya. Pada tahun lalu peserta karnaval berjumlah 34 peserta. Tahun ini, panitia menyiapkan 52 peserta untuk tampil di karnaval budaya.
”Ada dari dukuh di Sukolilo, ada penampilan instansi dan campuran juga. Kamis malam juga ada Leang-Leong,” ungkap dia.
Ini dilakukan sebagai bentuk melestarikan budaya. Masyarakat Desa Sukolilo tidak mau adat yang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda itu punah.
”Pada tahun 2017 kalau ndak salah sudah menjadi warisan budaya tak benda. Jadi harus kita lestarikan,” pungkas dia.
Editor: Supriyadi