Kamis, 10 Juli 2025

Murianews, Pati – Kekeringan ekstrem membuat mayoritas petani di Kabupaten Pati tak bisa menanam. Tak terkecuali petani Desa Tambahagung, Kecamatan Tambakromo. Mereka tak bisa menanam saat musim kemarau 2023 ini.

Musim kemarau yang panjang mengakibatkan para petani kesulitan mendapatkan air untuk pertanian. Bahkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci saja mereka kekeringan.

”Sawah tidak bisa tanam satu desa ini. Sejak Agustus nggak bisa tanam,” ujar salah satu petani Desa Tambahagung, Ardianto.

Puluhan hektare lahan persawahan desa tersebut tak bisa ditanami saat musim kemarau. Bahkan tidak sedikit lahan pertanian yang retak-retak tersengat panas matahari.

Para petani pun kehilangan mata pencaharian. Beberapa di antara mereka memilih merantau untuk menyambung hidup, agar dapur rumah tangga bisa terus mengepul.

”Beberapa memilih merantau. Karena di sini tidak ada pekerjaan. Puluhan hektare. Beberapa tahun kemarin ndak kayak gini. Masih bisa tanam padi kacang,” ungkap dia.

Hal senada juga diungkapkan Endang. Warga Tambahagung ini mengaku tidak bisa menanam saat musim kemarau saat ini.

”Pertanian juga kekeringan. Sawah-sawah pada retak-retak. Ndak bisa tanam. Apalagi sawah di sini tadah hujan, mengandalkan hujan,” kata Endang.

Kondisi ini mendorong PWI Pati bersama dengan PT Seribu Pintu Rejeki (BUTUI) melakukan dropping air bersih di desa tersebut, Sabtu (21/10/2023). Di harapkan bantuan air bersih ini bisa sedikit meringankan beban warga yang terdampak kekeringan.

”Kita merasa prihatin karena banyak masyarakat Kabupaten Pati yang mengalami kekeringan. Terutama di Desa Tambahagung dan Talun masih banyak warga yang membutuhkan,” kata Sekretaris PWI Pati, Nur Kholis.

 

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler