Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Pria asal Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Karnawi mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (jateng).

Tidak hanya itu, Karnawi juga dinobatkan sebagai Pembina Lingkungan 10 Oktober 2023 lalu.

Penghargaan yang kini dipegangnya tersebut, tidak lepas dari jerih payahnya selama menanam mangrove selama 34 tahun. Tanaman mangrove itu ditanam di sepanjang bibir pantai Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu.

Bahkan kawasan itu kini menjadi wisata mangrove. Sejumlah warga memanfaatkan buah mangrove untuk berbagai olahan makanan.

Kondisi itu tampak kontras jika dibandingkan dengan 34 tahun lalu. Kala itu, hampir sebagian besar wilayah pantai di tempatnya hancur dihantam ombak. Akibatnya sejumlah tambak ikut cebol hingga hilang.

Namun berkat kegigihan Karnawi ancaman itu tak lagi menjadi kekhawatiran warga sekitar. Mereka merasa aman saat musim ombak besar datang.

”Kini sudah mulai ada hasilnya seperti kemarin saja saat gelombang besar tidak sampai merusak tambak dan desa. Kalau dulu air laut sampai ke desa,” ujar Karnawi Kamis (2/11/2023).

Karnawi bercerita, usaha tersebut telah ia mulai sejak 1989 lalu. Ia bersama keluarga kecilnya secara konsisten menanam mangrove di sepanjang pantai Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu.

Namun kurangnya pengetahuan, membuat mangrove yang telah ia tanam rusak dan gagal tumbuh. Dari kesalahan itulah ia mulai belajar dengan menimba ilmu dengan sejumlah komunitas hingga instansi yang berkonsentrasi di konservasi.

Karnawi akhirnya memulai dengan siasat baru. Di tahun 2009 dirinya kemudian mengganti mangrove yang ia tanam dari jenis Rhizophora ke Avicinnea. 

”Akhirnya berhasil karena jenis Avicinnea akarnya lebih kuat,” terang Karnawi.

Kini pantai seluas 10 hektar telah di wilayahnya sudah berselimut pohon mangrove. Sementara di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu hampir 25 hektar berhasil membentang mangrove yang dimanfaatkan sebagai ekowisata.

Sebelum seluas itu Karnawi mengaku banyak rintangan telah ia lakukan saat awal memulai konservasi. Dirinya tidak hanya dicap gila oleh tetangganya. Karnawi bahkan sempat dimusuhi kawan-kawan sendiri.

Kebencian para tetangga memang bukan tanpa alasan. Karnawi dinilai mengambil lahan tambak mereka ketika menanam pohon mangrove di tepi pantai.

”Setelah tahu manfaatnya mereka mendukung semua. Dari petani, masyarakat, dari pemilik tambak kini mendukung saya,” ucap Karnawi.

 

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler