Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Harga cabai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah semakin pedas saat memasuki musim hujan akhir tahun 2023. Stok cabai dari petani lokal di Pati yang minim menjadi penyebab tingginya harga bahan utama sambal itu

Kabid Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Kuswantoro mengatakan, stok petani lokal hanya mampu menyokong 60 persen kebutuhan di Bumi Mina Tani. Padahal permintaan pasar tinggi, hal ini yang semakin memicu meroketnya harga cabai di pasaran.

”Jadi pasokan dari petani lokal tidak cukup. Sehingga pasokan cabai biasanya itu diambilkan dari daerah Temanggung, Blitar dan Malang,” ujarnya.

Adanya biaya tetek bengek untuk mendatangkan cabai dari luar daerah inilah yang memungkinkan kenaikan harga. Apalagi biaya transportasi semakin tinggi bila dari luar daerah.

”Ketersediaan terbatas memungkinkan harga naik, karena kalau mendatangkan dari luar kota, biaya transportasi mengikuti kenaikan harga,” jelasnya.

Di Pati sendiri, Kuswantoro mengungkapkan, sentra cabai hanya ada di Desa Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa. Meski wilayah lain ada petani cabai, tetapi tidak sebesar di daerah tersebut.

”Sentranya itu di Ngurensiti. Cabai lokal Pati baru mampu menutup permintaan konsumen lokal 60 persen saja,” terangnya.

Dibeberkan, melejitnya harga cabai saat ini tergolong yang paling tinggi. Misalnya cabai merah teropong yang pada November masih diangka Rp80.000, sekarang tembus Rp110.000 per kilogram.

Cabai merah keriting yang sebelumnya Rp68.000 menjadi Rp85.000 per kilogram. Kemudian cabai rawit merah dari Rp95.000, saat ini dibandrol dengan harga Rp100.000 per kilogram.

”Untuk harga cabai rawit hijau sekarang itu Rp70.000 per kilogram,” imbuhnya.

Kuswantoro menilai, penanganan harga kepokmas di Pati tidak bisa ditangani secara regional, melainkan nasional. Oleh sebab itu, pemda hanya bisa melaporkan situasi yang dialami untuk menunggu perintah dari pemerintah pusat.

”Kenaikan harga di Pati, khususnya kepokmas tidak bisa lepas dari pengaruh nasional yang mana beberapa bulan terakhir trennya naik, bahkan lama bertahan,” pungkasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler