Menengok Salat Iduladha di Kampung Santri Pakis Pati
Umar Hanafi
Senin, 17 Juni 2024 08:00:00
Murianews, Pati – Salat Iduladha di Kampung Santri, Desa Pakis, Kecamatan Tayu, Jawa Tengah, berjalan hikmat. Masyarakat desa setampat maupun para santri berdatangan ke Masjid Assasuttaqwa Pakis sejak pukul 06.00 WIB.
Salat Iduladha digelar diberbagai penjuru Kabupaten Pati. Ratusan ribu umat muslim Kabupaten Pati melaksanakan ibadah yang sangat dianjurkan ini di masjid kampung masing-masing.
Sementara, Penjabat atau Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro melaksanakan salat Iduladha di kampung halamannya, di Kota Semarang.
Salat satu masjid yang melaksanakan salat Iduladha itu yakni, Masjid Assasuttaqwa Pakis. Ribuan jemaah berbondong-bondong dengan membawa berbagai perlengkapan salat untuk melaksanakan salat Iduladha. Sejumlah pengurus masjid juga tampak mempersiapkan tikar di halaman masjid.
Salat Iduladha pun digelar pada pukul 06.30 WIB. Setelah ribuan jemaah sudah memadati masjid tersebut. Sebelum salat Iduladha dilaksanakan, lantunan takbir dikumandangkan. Suasana pun semakin hikmat.
Usai salat Iduladha, khotib berdiri dan menyampaikan khutbah Iduladha. Kali ini, Kiai Ibrahim memimpin khutbah tersebut. Kutbah dimulai dengan takbir Hari Raya Iduladha. Ia kemudian menceritakan sepenggal kisah Nabi Ibrahim yang menginspirasi Hari Raya Kurban.
”Hari agung, karena hari ini raya Iduladha. Di mana Nabi Ibrahim mengkurbankan anaknya, Ismail setelah bermimpi tiga hari berturut-turut,” ujar Kiai Ibrahim.
Nabi Ibrahim pun mengutarakan mimpi itu kepada sang anak. Ia meminta pendapat dan izin kepada Ismail untuk melaksanakan yang diyakini merupakan perintah dari Tuhan.
”Nak, aku bermimpi selama tiga hari bertutur-turut untuk menyembelihmu,” kata Kiai Ibrahim menirukan perkataan Nabi Ibrahim.
Tanpa ia duga, lanjut Kiai Ibrahim, Ismail merestuinya untuk melaksanakan perintah Tuhan tersebut. Menurut Kiai Ibrahim, perilaku Nabi Ismail ini menunjukkan kesalihannya dan perlu ditiru oleh generasi muda.
”Silahkan engkau laksanakan. Insyaallah saya termasuk orang-orang yang bersabar,’ Ini bukti Ismail dan Ibrahim termasuk orang yang salih,” tutur Kiai Ibrahim.
Kiai Ibrahim pun mengajak para jemaah yang mampu untuk mencontoh sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ia berharap para jemaah ikut berkurban lantaran hal itu sangat dianjurkan agama.
”Monggo yang mempunyai kampuang untuk menyembelih heean kurban. Karena ini adalah sunnah muakad,” tandas dia.
Diketahui, Desa Pakis berdiri berbagai pesantren. Di antaranya Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum Pakis dan Pondok Pesantren Tanfidziyah Al-Fudlola. Ribuan santri dari berbagai daerah menuntut ilmu di desa ini.
Editor: Supriyadi
Murianews, Pati – Salat Iduladha di Kampung Santri, Desa Pakis, Kecamatan Tayu, Jawa Tengah, berjalan hikmat. Masyarakat desa setampat maupun para santri berdatangan ke Masjid Assasuttaqwa Pakis sejak pukul 06.00 WIB.
Salat Iduladha digelar diberbagai penjuru Kabupaten Pati. Ratusan ribu umat muslim Kabupaten Pati melaksanakan ibadah yang sangat dianjurkan ini di masjid kampung masing-masing.
Sementara, Penjabat atau Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro melaksanakan salat Iduladha di kampung halamannya, di Kota Semarang.
Salat satu masjid yang melaksanakan salat Iduladha itu yakni, Masjid Assasuttaqwa Pakis. Ribuan jemaah berbondong-bondong dengan membawa berbagai perlengkapan salat untuk melaksanakan salat Iduladha. Sejumlah pengurus masjid juga tampak mempersiapkan tikar di halaman masjid.
Salat Iduladha pun digelar pada pukul 06.30 WIB. Setelah ribuan jemaah sudah memadati masjid tersebut. Sebelum salat Iduladha dilaksanakan, lantunan takbir dikumandangkan. Suasana pun semakin hikmat.
Usai salat Iduladha, khotib berdiri dan menyampaikan khutbah Iduladha. Kali ini, Kiai Ibrahim memimpin khutbah tersebut. Kutbah dimulai dengan takbir Hari Raya Iduladha. Ia kemudian menceritakan sepenggal kisah Nabi Ibrahim yang menginspirasi Hari Raya Kurban.
”Hari agung, karena hari ini raya Iduladha. Di mana Nabi Ibrahim mengkurbankan anaknya, Ismail setelah bermimpi tiga hari berturut-turut,” ujar Kiai Ibrahim.
Nabi Ibrahim pun mengutarakan mimpi itu kepada sang anak. Ia meminta pendapat dan izin kepada Ismail untuk melaksanakan yang diyakini merupakan perintah dari Tuhan.
”Nak, aku bermimpi selama tiga hari bertutur-turut untuk menyembelihmu,” kata Kiai Ibrahim menirukan perkataan Nabi Ibrahim.
Tanpa ia duga, lanjut Kiai Ibrahim, Ismail merestuinya untuk melaksanakan perintah Tuhan tersebut. Menurut Kiai Ibrahim, perilaku Nabi Ismail ini menunjukkan kesalihannya dan perlu ditiru oleh generasi muda.
”Silahkan engkau laksanakan. Insyaallah saya termasuk orang-orang yang bersabar,’ Ini bukti Ismail dan Ibrahim termasuk orang yang salih,” tutur Kiai Ibrahim.
Kiai Ibrahim pun mengajak para jemaah yang mampu untuk mencontoh sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ia berharap para jemaah ikut berkurban lantaran hal itu sangat dianjurkan agama.
”Monggo yang mempunyai kampuang untuk menyembelih heean kurban. Karena ini adalah sunnah muakad,” tandas dia.
Diketahui, Desa Pakis berdiri berbagai pesantren. Di antaranya Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum Pakis dan Pondok Pesantren Tanfidziyah Al-Fudlola. Ribuan santri dari berbagai daerah menuntut ilmu di desa ini.
Editor: Supriyadi