Kekeringan di Pati Meluas, Lima Desa Krisis Air Bersih
Umar Hanafi
Sabtu, 20 Juli 2024 15:41:00
Murianews, Pati – Kekeringan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah meluas. Saat ini, setidaknya lima desa yang tersebar di tiga kecamatan mengalami krisis air bersih dan membutuhkan bantuan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mencatat, kelima desa tersebut yakni, Desa Tambahagung (Kecamatan Tambakromo), Desa Mantingan Tengah (Jakenan), Desa Tambahmulyo (Jakenan), Desa Triguna (Pucakwangi) dan Desa Tondokerto (Jakenan).
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, pihaknya pun bahu membahu memberikan air bersih kepada desa-desa yang terdampak .
”Ini sifat ada tambahan di Desa Tondokerto, Jakenan dan desa lainnya. Sebelumnya di Desa Tambahagung,” ujar Martinus kepada Murianews.com, Sabtu (20/7/2024).
Sumber air desa-desa tersebut sudah mengering sejak beberapa bulan yang lalu. Ribuan warga pun mengandalkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti mencuci, mandiri hingga memasak.
Hingga Jumat (19/7/2024) kemarin, pihaknya telah melakukan dropping air sebanyak 53 tangki kepada desa-desa tersebut. Dropping air dilakukan sejak 24 Mei 2024 hingga kini. BPBD Kabupaten Pati juga dibantu relawan untuk menyuplai kebutuhan air bersih.
Martinus memaparkan wilayah kekeringan di Kabupaten Pati diprediksi meningkat. Pasalnya, puncak musim panas terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024 ini. Ia pun meminta masyarakat untuk melakukan penghematan air bersih.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pati, Desa yang rawan kekerasan di Bumi Mina Tani mencapai 94 desa. Puluhan desa tersebut tersebar di sembilan kecamatan dari total 21 kecamatan di Kabupaten Pati.
Kecamatan yang rawan kekeringan itu, yakni Kecamatan Jakenan, Pucakwangi, Tambakromo, Gabus, Kayen, Dukuhseti, Pati Kota, Juwana dan Kecamatan Jaken.
”Sebanyak 94 desa rawan kekeringan. Tersebar di beberapa kecamatan. Desa-desa itu juga mengalami kekeringan pada tahun 2023 lalu,” ungkap Martinus.
Editor: Supriyadi
Murianews, Pati – Kekeringan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah meluas. Saat ini, setidaknya lima desa yang tersebar di tiga kecamatan mengalami krisis air bersih dan membutuhkan bantuan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mencatat, kelima desa tersebut yakni, Desa Tambahagung (Kecamatan Tambakromo), Desa Mantingan Tengah (Jakenan), Desa Tambahmulyo (Jakenan), Desa Triguna (Pucakwangi) dan Desa Tondokerto (Jakenan).
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, pihaknya pun bahu membahu memberikan air bersih kepada desa-desa yang terdampak .
”Ini sifat ada tambahan di Desa Tondokerto, Jakenan dan desa lainnya. Sebelumnya di Desa Tambahagung,” ujar Martinus kepada Murianews.com, Sabtu (20/7/2024).
Sumber air desa-desa tersebut sudah mengering sejak beberapa bulan yang lalu. Ribuan warga pun mengandalkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti mencuci, mandiri hingga memasak.
Hingga Jumat (19/7/2024) kemarin, pihaknya telah melakukan dropping air sebanyak 53 tangki kepada desa-desa tersebut. Dropping air dilakukan sejak 24 Mei 2024 hingga kini. BPBD Kabupaten Pati juga dibantu relawan untuk menyuplai kebutuhan air bersih.
Martinus memaparkan wilayah kekeringan di Kabupaten Pati diprediksi meningkat. Pasalnya, puncak musim panas terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024 ini. Ia pun meminta masyarakat untuk melakukan penghematan air bersih.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pati, Desa yang rawan kekerasan di Bumi Mina Tani mencapai 94 desa. Puluhan desa tersebut tersebar di sembilan kecamatan dari total 21 kecamatan di Kabupaten Pati.
Kecamatan yang rawan kekeringan itu, yakni Kecamatan Jakenan, Pucakwangi, Tambakromo, Gabus, Kayen, Dukuhseti, Pati Kota, Juwana dan Kecamatan Jaken.
”Sebanyak 94 desa rawan kekeringan. Tersebar di beberapa kecamatan. Desa-desa itu juga mengalami kekeringan pada tahun 2023 lalu,” ungkap Martinus.
Editor: Supriyadi