Sabtu, 14 Juni 2025

Murianews, PatiKemarau yang melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah membuat sejumlah sumur salah satu pondok pesantren (ponpes) di Desa Winong, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati mengering. Akibatnya, ratusan santri terpaksa mandi sekali dalam sehari.

Hal itu lantaran ketersediaan air bersih berkurang drastis. Bahkan, mereka harus membeli puluhan liter air bersih untuk bersuci dan mencukupi kebutuhan. Sementara jumlah santri total mencapai 300 santri.

Ponpes tersebut yakni Pondok Pesantren Madinatul Qur'an. Para pengurus dan santri dituntut untuk pandai menghemat air. Pasalnya sudah satu bulan terakhir ponpes tersebut dilanda kekeringan. 

”Satu bulan kekeringan ini. Ada delapan titik sumur, empat titik tidak keluar, kering,” ujar Kepala Sekolah PKPPS (Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiah) Madinatul Qur'an, Muhammad Arief Hendarto, Kamis (15/8/2024). 

Ia pun mengakui, ratusan santri dan puluhan pengurus pondok pesantren dan ustaz pun terpaksa mengurangi jatah mandi hingga memcuci baju.

Biasanya, di waktu normal, mereka bisa mandi dua sampai tiga kali dalam sehari. Lantaran dilanda kekeringan, mereka terpaksa hanya mandi sekali dalam sehari. 

”Untuk wudu juga sulit. Tadi pagi kami tidak bisa salat duha. Karena memang tidak ada air. Lalu mencuci baju, biasanya lancar setiap hari bisa sampai nyuci, sekarang tidak pasti,” kata dia. 

Pihaknya pun terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan. Ponpes membeli tiga sampai empat tangki dengan kapasitas 8 liter air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Air sebanyak itu untuk kebutuhan lebih dari 300 santri dan sekitar 50 ustadz. 

”Beli air tangki, sehari bisa empat kali. Harganya Rp 200 ribu per tangki,” kata dia. 

Salah satu santri Kholilatur Rosyidah mengaku kekeringan ini membuatnya dan para santri lainnya kesusahan mencuci baju. Biasanya sehari mencuci pakaian, namun kini hanya seminggu sekali. Selain itu untuk mandi yang biasanya sehari tiga kali, kini dia hanya mandi sekali saja. 

”Air sulit. Kalau cuci baju tidak bisa sehari sekali. Jadi tiga hari sekali seminggu sekali,” kata dia. 

Ia pun berharap agar kekeringan ini cepat selesai. Dia juga meminta kepada pemerintah agar memberikan bantuan air bersih. 

”Harapannya semoga kekeringan cukup selesai. Semoga dapat bantuan dari pemerintah,” tandas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler