Kamis, 20 November 2025

Murianews, Pati – Nama RAA Soewondo tak asing bagi masyarakat Kabupaten Pati. Namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo Pati.

Namun belum banyak yang tahu, kisah dibalik Bupati Pati yang memimpin Pati di masa akhir kolonialisme Belanda. 

Keturunan keempat dari RAA Soewondo, Evy Steelyana W menceritakan nenek moyangnya memimpin Pati hampir 30 tahun, yakni dalam kurun tahun 1905 hingga 1934.

Di masa akhir kepemimpinannya, RAA Soewondo mengusulkan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk membuat rumah sakit. 

Ia menilai sebagai kota luas dan berpenduduk banyak, Pati seharusnya mempunyai rumah sakit, bukan hanya klinik kesehatan. Namun usulan itu ditolak.

Penolakan ini membuat putra asli daerah Pati itu memutar otak agar impiannya berdirinya rumah sakit terwujud. 

”Beliau mendirikan rumah sakit itu karena pada dasarnya belum adanya rumah sakit di Pati saat itu. Hanya ada klinik. Eyang itu menyarankan bagaimana kalau didirikan rumah sakit. Saat itu Belanda ndak setuju. Karena dinilai kota kecil dan tak perlu adanya rumah sakit,” tutur Evy kepada Murianews.com.

RAA Soewondo pun terpaksa menjual sejumlah asetnya untuk mendirikan rumah sakit pertama di Kota Tani. Sekitar 25 rumah pribadinya dijual sebagai bekal agar fasilitas kesehatan berdiri di Kabupaten Pati. 

”Beliau bersikeras dan mendirikan dengan dana pribadi. Menjual rumah untuk bisa membangun rumah sakit,” lanjut dia. 

Namun, entah alasan apa, Belanda me-skorsing RAA Soewondo pada tahun 1931. Ia pun memanfaatkan waktunya untuk berkunjung ke Belanda untuk menengok anak-anaknya yang tengah sekolah di sana. 

Pembangunan rumah sakit kemudian diteruskan pada tahun 1932 hingga akhirnya, RAA Soewondo wafat pada tahun 1934. Setelah berhasil berdiri, rumah sakit itu diserahkan kepada pemerintah daerah. 

”Perjuangan beliau visioner. Beliau memikirkan fasilitas kesehatan untuk masyarakat Kabupaten Pati. Dia berfikir jauh kedepan daripada masanya. Banyak yang diteladani. Tekadnya untuk memperjuangkan fasilitas kesehatan masyarakat,” jelas dia. 

Perjuangan RAA Soewondo pun menjadi inspirasi anak cucunya. Sejumlah keturunannya mencurahkan hidupnya untuk berperan di dunia kesehatan. Mereka menjadi dokter, profesor hingga bekerja di Kementerian Kesehatan. 

Saat ini, bangunan rumah sakit yang didirikan RAA Soewondo masih dijaga pihak rumah sakit. Bangunan khas zaman kolonial Belanda masih terjaga dan dimanfaatkan sebagai ruang rumah sakit. 

Foto mendiang RAA Soewondo dan patungnya juga dipajang di rumah sakit pertama di Kabupaten Pati. Kini namanya dikenang sebagai nama RSUD di Kabupaten Pati dan menjadi bupati teladan sekaligus pahlawan kesehatan bagi masyarakat Pati. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler