66 Desa Krisis Air Bersih, Pemkab Pati Belum Tetapkan Tanggap Darurat

Umar Hanafi
Kamis, 19 September 2024 17:41:00

Murianews, Pati – Sebanyak 66 desa di Kabupaten Pati dilanda kekeringan dan krisis air bersih pada musim kemarau 2024 ini. Meskipun demikian, Pemkab Pati belum menetapkan status tanggap darurat bencana.
Puluhan desa yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih itu tersebar di sembilan kecamatan. Masing-masing adalah Tambakromo, Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Gabus, Winong, Kayen, Sukolilo dan Batangan.
”Kondisi Kekeringan sampai saat ini lebih dari 60 desa. Yakni sekitar 66 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan,” terang Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetyo.
Meskipun puluhan desa mengalami krisis air bersih, Martinus menyebut sampai saat ini Pemkab Pati belum menetapkan status tanggap darurat bencana. Hingga saat ini status Kabupaten Pati masih siaga bencana.
Ia mengklaim, pihaknya masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Oleh karena itu, belum ada kenaikan status bencana.
”Dari upaya kami BPBD dengan status siaga darurat kami sudah mampu melakukan upaya pemenuhan dasar dari masyarakat kami mampu,” bebernya.
Martinus mengatakan, pihaknya telah melaksanakan droping air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak kekeringan. Sampai saat ini, sudah ada ratusan tangki air bersih yang disalurkan ke 9 wilayah itu. Dengan total lebih dari 3 juta liter air bersih.
”Upaya dari kami BPBD droping bantuan air bersih. Jumlah air bersih yang sudah kita kirimkan 750 tangki,” terangnya.
Meskipun demikian, ia tak memungkiri bahwa kenaikan status bencana akan dinaikkan. Sebab kekeringan tak hanya mengakibatkan krisis air bersih, melainkan juga memicu kebakaran.
”Tetapi kekeringan menimbulkan dampak banyak kejadian kebakaran. Dengan kejadian kebakaran banyak rumah yang terbakar barang kali menjadi pertimbangan untuk meningkatkan status siaga bencana menjadi darurat bencana,” tandas dia.
Editor: Budi Santoso