Saat mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon kepada pihak TK, ia sempat diperintahkan untuk memilih salah satu paslon, namun ia menolaknya.
’’Terus ditanya, ’kalau mbaknya nyoblos (paslon pilihan yayasan) gimana?’ ‘Maaf Bu saya pilih yang lain’. Terus bilang, ’ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah’,’’ ujarnya menceritakan.
Sementara itu, Kepala TK mengaku belum bisa memberikan keterangan saat dihubungi lewat panggilan telepon. Ia hanya bersedia memberikan keterangan jika didatangi langsung ke TK.
Namun, saat sejumlah wartawan mendatangi lokasi, tidak ada orang di TK tersebut. Walaupun sempat menunggu beberapa jam dan menghubungi lewat WhatsApp, pihak TK tidak juga menemui.
Murianews, Rembang – Tiga anak TK di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang dikeluarkan dari sekolahan. Diduga itu terjadi gegara orang tua mereka beda pilihan politik dengan pihak sekolah di Pilkada Rembang 2024.
Menurut informasi, orang tua ketiga anak itu tak bisa mematuhi perintah pihak yayasan untuk mencoblos salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Rembang.
Salah satu orang tua siswa berinisial A mengatakan, dirinya tidak bisa mengikuti perintah pihak TK karena sudah mempunyai pilihan sendiri yang sesuai hati nuraninya.
Karena tetap pada pendiriannya, dan tidak bisa lagi ditawar, dirinya pun lebih memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah.
’’Kamis (21/11/2024) kami didatangi beberapa guru anak saya TK. Lah, di situ mereka bilang kalau anaknya mau lanjut sekolah, orang tuanya harus mencoblos (salah satu paslon), kalau tidak harus keluar,’’ ucapnya, Sabtu (23/11/2024).
A merasa pilihan politiknya benar, dan menolak calon yang bertindak semena-mena. Menurutnya beda pilihan itu wajar, namun, karena pemilik yayasan tetap pada pendiriannya, ya terpaksa anaknya jadi korban.
Hal senada diungkapkan J, orang tua siswa lainnya. Ia mengaku kaget usai mengetahui anaknya dicoret dari peserta didik di TK.
’’Katanya (anak saya) juga di blacklist, tapi kok tidak datang ke rumah. ’Soalnya Mbaknya sudah dekat (paslon lainnya)’,’’ katanya.
Saat mencoba Mengkonfirmasi...
Saat mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon kepada pihak TK, ia sempat diperintahkan untuk memilih salah satu paslon, namun ia menolaknya.
’’Terus ditanya, ’kalau mbaknya nyoblos (paslon pilihan yayasan) gimana?’ ‘Maaf Bu saya pilih yang lain’. Terus bilang, ’ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah’,’’ ujarnya menceritakan.
Sementara itu, Kepala TK mengaku belum bisa memberikan keterangan saat dihubungi lewat panggilan telepon. Ia hanya bersedia memberikan keterangan jika didatangi langsung ke TK.
Namun, saat sejumlah wartawan mendatangi lokasi, tidak ada orang di TK tersebut. Walaupun sempat menunggu beberapa jam dan menghubungi lewat WhatsApp, pihak TK tidak juga menemui.
Editor: Zulkifli Fahmi