Kamis, 20 November 2025

Konflik kian membesar saat Tiara kedatangan dua orang temannya. Masing-masing Ratna yang dimainkan oleh Fida dan Ayu yang diperankan Clara. Mereka mengabarkan gosip akan fenomena pelet yang membuat hati Tiara kian terbakar.

Tiara mengira burung yang diberi nama Laras itu merupakan sarana pelet yang digunakan Sumi untuk menggaet Agus, suaminya. Kedua tetangga itupun akhirnya berseteru. Beruntung Ratna dan Ayu berupaya meredakan masalah lantaran tak ingin dianggap provokator dalam masalah itu.

Hanya saja bara itu rupanya tak padam begitu saja. Amarah Tiara kembali tak terkendali saat melihat Agus, suaminya kembali menggoda Sumi. Beruntung, suami Sumi, yakni Riyadi yang dimainkan Ustman pulang ke rumah.

Riyadi mencoba menjadi penengah dan menguraikan masalah itu. Hingga akhirnya, Agus memberanikan diri untuk jujur tentang ketidak kebahagiaan dalam pernikahannya. Terutama akan kurangnya kasih sayang dari istrinya.

Pernyataan itu membuat Tiara sadar. Pasangan itupun menemukan kembali ikatan yang sempat mengendur. Sementara Sumi meminta maaf pada Riyadi lantaran sempat tak percaya pada suaminya itu dan hampir tergoda rayuan Agus.

Siapa sangka, permintaan maaf itu di balas Riyadi dengan memberi sejumlah uang. Sumi pun terharu lantaran suaminya rela menjual burung kesayangannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

”Jadi kisah ini mengingatkan kita tentang sawang sinawang. Segala sesuatu yang terlihat indah rupanya tak selalu indah begitu pula sebaliknya. Sehingga mensyukuri apa yang kita miliki itu menjadi hal yang penting,” ujar Difa Taufiq, sutradara dalam pementasan teater tersebut.

Realis Komedi...%NEW_PAGE

Bersama Eko Rismawan, dia menggarap pementasan itu menjadi realis komedi. Hal itu terbukti membuat pementasan itu tampak menjadi lebih berwarna meskipun tak menghilangkan pesan moralnya.

”Cerita semacam ini tentu banyak yang terjadi di masyarakat. Cukup dekat dengan kita. Namun kadang kita juga lupa. Sedang lewat kisah ini kita diingatkan untuk saling mengendalikan ego agar tercipta hubungan yang harmonis,” ujarnya.

Sementara itu ketua Teater AS STAI Pari Erfina Kusuma mengatakan, pentas produksi itu menjadi bagian dari hasil pembelajaran yang telah dilalui selama tiga bulan terakhir ini. Sekaligus sebagai bentuk pengkaderan dalam komunitas seni di kampus STAI Pati.

”Kami berharap lewat pentas produksi ini dapat semakin menguatkan keilmuan, sekaligus bakat berkesenian mahasiswa STAI Pati. Kami juga meyakini seni teater akan memberi banyak nilai positif bagi lulusan kampus ini, saat di masyarakat kelak,” pungkas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler